PZZA Rilis Restoran Konsep Baru, Dikelola Sepenuhnya Orang Indonesia
Restoran diklaim dirumuskan dan dijalankan oleh orang RI.
Fortune Recap
- Pizza Hut Indonesia merilis 21 resto konsep baru bernama Ristorante di beberapa wilayah Indonesia pada 1 Desember 2023.
- Ristorante menawarkan menu eksklusif yang tidak ada di Pizza Hut Indonesia dan layanan pesan-antar, cocok untuk generasi Z dan millennial.
- Diluncurkannya Ristorante terjadi setelah isu boikot produk terafiliasi Israel, yang menyebabkan dampak negatif bagi Pizza Hut Indonesia.
Jakarta, FORTUNE – Emiten makanan minuman, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) atau Pizza Hut Indonesia Pizza merilis 21 resto konsep baru, bernama Ristorante di sejumlah wilayah di Indonesia pada 1 Desember 2023.
Direktur Operasional Pizza Hut Indonesia, Boy Lukito, mengatakan Ristorante merupakan manifestasi dari inovasi lokal, sebuah ide yang diciptakan oleh Pizza Hut Indonesia. "Yang dirumuskan dan dijalankan oleh orang Indonesia, untuk masyarakat Indonesia," kata Boy Lukito dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (14/12).
Boy mengatakan, Ristorante menawarkan menu yang tidak ada di jaringan restoran Pizza Hut Indonesia maupun layanan pesan-antar, Pizza Hut Delivery, seperti Bifuteki Steak, Pasta con Bistecca, Pizza Quattro Formaggi, Panna Cotta, Salmon/Chicken Caesar Salad, dan Margherita Pizza.
“Hadir dengan konsep yang berbeda, Ristorante bisa menjadi pilihan yang tepat khususnya bagi generasi Z dan millennial, untuk bersantai dan berkumpul bersama teman-teman sambil menikmati hidangan yang lezat,” ujarnya.
Terdampak isu boikot produk terafiliasi Israel
Peluncuran Ristorante ini terjadi tak lama setelah Pizza Hut Indonesia menuai isu boikot produk lantaran dianggap terafiliasi dengan Israel.
Manajemen Pizza Hut Indonesia mengungkapkan, akibat sentimen ini perusahaan terkena dampaknya. Beberapa gerai Pizza Hut Indonesia bahkan sempat didemo masyarakat, seperti di Aceh, Sumatera, Bulukumba, Sulawesi, Pamekasan dan Madura.
Direktur Utama PZZA Hadian Iswara berharap mendapat klarifikasi dari tokoh agama untuk meluruskan berbagai isu dan menjelaskan permasalahan yang terjadi.
“Sebetulnya kalau kita lihat dari Fatwa MUI normatif. Tapi ada orang-orang tidak bertanggung jawab yang menghubungkan antara daftar yang beredar yang tidak jelas kebenarannya mengenai list perusahaan terafiliasi dengan Israel," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (14/12).
Dengan banyaknya isu yang beredar dan dihubungkan dengan Fatwa MUI, akhirnya banyak masyarakat salah mengerti dan menganggap daftar tersebut merupakan bagian dari fatwa MUI.
Ia berharap dengan klarifikasi dari Wakil Ketua MUI, tokoh agama, hingga Jusuf Kalla dapat memberikan penegasan bahwa produknya tidaklah haram.
Perusahaan juga sudah berusaha memberikan penjelasan baik melalui outlet mereka di daerah ataupun pejabat-pejabat yang berwenang yang berkaitan baik MUI maupun dari Kementerian Agama dan lainnya.