TOBA Untung US$54,7 Juta dari Divestasi Saham Dua PLTU Batu Bara
TOBA berusaha untuk mencapai netralitas karbon pada 2030.
Fortune Recap
- TOBA melakukan divestasi dua aset PLTU batu bara dengan total kapasitas 200 MW melalui penjualan saham MCL dan GLP senilai US$144,8 juta.
- Transaksi ini berdampak positif terhadap arus kas TOBA dan diharapkan memberikan keuntungan US$54,7 juta serta mengurangi emisi karbon sebesar 80 persen.
- Penjualan saham ini akan membantu TOBA menciptakan nilai tambah melalui pengurangan utang konsolidasi lebih dari 70 persen serta meningkatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih bervariasi.
Jakarta, FORTUNE - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) melakukan divestasi dua aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas total 200 MW melalui penjualan seluruh saham perseroan di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).
Nilai penjualan saham ini US$144,8 juta, yang akan memberikan dampak positif terhadap arus kas. Perseroan akan menerima hasil penjualan dalam bentuk kas yang lebih tinggi dibandingkan dengan total modal yang ditanamkan untuk pembangunan kedua PLTU tersebut sebesar kurang lebih US$87,4 juta.
Melalui transaksi ini, TOBA ditaksir memperoleh keuntungan US$54,7 juta di samping dividen yang telah diterima selama PLTU beroperasi.
Namun, dari sisi pencatatan akuntansi keuangan, transaksi ini akan mencatatkan kerugian non-kas sebesar kurang lebih US$77 juta. Hal ini disebabkan oleh standar akuntansi PSAK yang mengharuskan pencatatan di muka atas pendapatan konstruksi pembangkit dan transmisi IPP (Independent Power Producer) dengan skema build own operate transfer (BOOT) selama 25 tahun sesuai periode perjanjian jual beli listrik (PJBL) yang berlaku.
Oleh karena itu, nilai aset yang tercatat pada buku saat transaksi akan mencakup pendapatan di masa depan yang belum ditagihkan kepada PLN.
“Penjualan ini merupakan bagian dari strategi kami untuk percepatan transisi perseroan ke bisnis berkelanjutan dan mendukung target kami untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2030,” kata Direktur TOBA, Juli Oktarina, dalam keterangan tertulis, Selasa (8/10).
Juli mengatakan kas hasil dari transaksi ini akan dialokasikan untuk investasi pada sektor-sektor berkelanjutan, penguatan struktur pemodalan perusahaan, dan rencana pembelian kembali saham yang bertujuan memberikan nilai lebih bagi para pemegang saham.
TOBA akan mencari sumber pendanaan yang bervariasi
Selain mempercepat netralitas karbon, transaksi ini juga membantu TOBA untuk menciptakan nilai tambah melalui pengurangan utang konsolidasi sebesar lebih dari 70 persen. Akhirnya, perseroan juga semakin fleksibel dalam melakukan investasi lebih besar pada sektor EBT, ekosistem kendaraan listrik, dan manajemen limbah.
“Langkah ini juga akan meningkatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih bervariasi, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan nilai investasi pemegang saham perseroan,” kata Juli.
TOBA memproyeksikan transaksi ini akan mengurangi emisi karbon perseroan lebih dari 80 persen atau sekitar 1,3 juta ton setara CO2 (tCO2e) per tahun, sesuai dengan perhitungan metodologi protokol GHG, serta divalidasi melalui tahap preassurance oleh auditor eksternal.
“Bersama dengan Divestasi Saham perseroan secara tidak langsung di PT Paiton Energy di tahun 2021, transaksi ini akan memberikan keuntungan lebih dari US$100 juta, di mana keuntungan tersebut telah dan akan diinvestasikan untuk pengembangan bisnis berkelanjutan,” ujarnya.