Fortune Recap
- Direksi BRI borong saham BBRI di tengah tekanan harga
- Peningkatan kepemilikan saham oleh beberapa direktur dan komisaris BRI
- Saham BBRI terkoreksi 23% namun laba bank meningkat 4,5% yoy
Jakarta, FORTUNE - Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali melakukan aksi borong saham di tengah tekanan terhadap harga BBRI.
Pada kurun 7 hingga 10 Juni, ada tiga direktur BRI yang membeli saham BBRI dengan nominal beragam, yakni Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, Direktur Keuangan, Viviana Dyah Ayu, dan Direktur Bisnis Mikro, Supari.
Pada 7 Juni itu, Catur Budi membeli 230.000 lembar, sehingga kepemilikan sahamnya saat ini mencapai 4.045.557 saham—sebelumnya, dia pernah memborong saham BRI pada 28 Mei 2024 sebanyak 1.976.500 lembar sehingga jumlah kepemilikannya menjadi 3.815.557 lembar.
Pada tanggal yang sama pula, Viviana membeli 280.000 saham sehingga saat ini kepemilikan sahamnya di bank itu mencapai 3.659.500 lembar. Sama seperti Catur, Viviana membelinya pada 28 Mei lalu sebanyak 1.866.700 lembar sehingga kepemilkannya bertambah menjadi 3.379.500.
Selang 3 hari, yakni pada 10 Juni 2024, Supari membeli 213.300 lembar, yang membuat kepemilikan sahamnya menjadi 4.970.914.
Supari memborong saham BRI sebanyak 1.866.700 lembar pada 28 Mei pada harga Rp4.636, dan menjadikan kepemilikan sahamnya 4.757.614 lembar.
Mengomentari aksi tersebut, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, mengungkapkan bahwa pembelian saham BBRI oleh direksi ini bersifat pribadi.
“Tujuan transaksi untuk investasi,” ujar Hendy dikutip dari keterangan resminya, Kamis (13/6).
Laporan pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pada tanggal tersebut Direktur Utama BRI, Sunarso, membeli 2.196.100 lembar sehingga kepemilikannya menjadi 5.430.956 lembar.
Langkah itu juga diikuti jajaran direksi BRI lainnya, dengan besaran pembelian berbeda-beda. Beberapa jajaran direksi yang tercatat melakukan pembelian saham BBRI pada tanggal tersebut adalah Direktur Kepatuhan, Ahmad Solichin Lutfiyanto, Director of Wholesale and Institution Business, Agus Noorsanto, Direktur Bisnis Konsumer Handayani, dan Direktur Commercial, Small, and Medium Business, Amam Sukriyanto.
Lalu, ada Direktur Retail Funding and Distribution, Andrijanto, Direktur Human Capital, Agus Winardono, Direktur Digital and Teknologi Informasi, Arga M Nugraha, hingga Direktur Manajemen Risiko, Agus Sudiarto.
Dari jajaran komisaris BRI, ada Awan Nurmawan Nuh, Rabin Indrajad Hattari, dan Kartika Wirjoatmodjo.
Pelemahan saham berbanding terbalik dengan kinerja
Saham BBRI berada dalam tekanan demi melihat kinerja year-to-date yang terkoreksi 23 persen.
Gerak saham yang melemah belakangan ini tersebut berbanding terbalik dengan kinerja perseroan yang menguat dan bertumbuh positif.
Berdasarkan laporan keuangannya, BRI mencatatkan peningkatan pertumbuhan laba tercepat sepanjang empat bulan pertama 2024, sekaligus menjadi yang tertinggi di antara perbankan Big Caps sejenis.
Perolehan laba BBRI untuk kinerja Januari–April (bank saja) meningkat 4,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) didorong oleh pertumbuhan pinjaman yang kuat, dan efektivitas biaya kredit.
Pertumbuhan pinjaman mencapai 12 persen yoy pada April, meningkat dibandingkan dengan Maret kemarin yang hanya naik 10,9 persen yoy.
Laba empat bulan pertama 2024 yang meningkat 4,5 persen juga setara dengan 28 persen dari perkiraan laba BBRI sepanjang tahun.
Sebanyak 33 analis kompak memberikan rekomendasi beli atas saham BBRI berdasarkan konsensus Bloomberg. Tidak ada satu pun analis memberikan rekomendasi jual.
Konsensus Bloomberg menghasilkan target harga potensial Rp6.105/saham untuk 12 bulan ke depan.