Low Tuck Kwong Wariskan Saham BYAN Rp101,8 Triliun ke Anaknya
Pengalihan saham BYAN bertujuan untuk suksesi keluarga.
Fortune Recap
- Konglomerat pendiri Bayan Resources, Dato' Low Tuck Kwong, menghibahkan 22% saham BYAN kepada anaknya Elaine Low.
- Jumlah kepemilikan saham Kwong berubah dari 62,15045% menjadi 40,15045%, namun tetap sebagai pemegang saham utama.
- Pendapatan BYAN pada semester I-2023 mencapai US$2,03 miliar dengan penjualan batu bara pada pasar ekspor US$1,81 miliar dan pasar domestik US$217,19 juta.
Jakarta, FORTUNE - Konglomerat pendiri perusahaan tambang batu bara Bayan Resources, Dato' Low Tuck Kwong, menghibahkan sebagian sahamnya di PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kepada anaknya yang bernama Elaine Low.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, saham yang dialihkan tersebut mencapai 7.333.333.700 saham atau sebesar 22 persen dari total saham BYAN.
"Tujuan [pengalihan saham itu adalah] perencanaan suksesi jangka panjang keluarga," demikian Jenny Quantero, sekretaris perusahaan BYAN, dikutip Senin (2/9).
Dengan adanya pengalihan saham tersebut, maka jumlah kepemilikan saham Kwong berubah dari sebesar 20.716.816.570 saham menjadi 13.383.482.870 saham, atau dari 62,15045 persen menjadi 40,15045 persen.
Namun demikian, Kwong tetap menjadi pemegang saham utama dan pengendali perseroan karena Elaine akan menggunakan semua hak suaranya atas seluruh saham yang dimilikinya sesuai dengan keinginan sang ayah.
"Tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional., kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan atas transaksi tersebut," kata Jenny.
BYAN mengantongi pendapatan US$2,03 miliar atau setara Rp30,77 triliun (kurs Jisdor Rp15.092 per dolar AS) pada semester I-2023. Itu setara dengan kenaikan tipis 1,71 persen dari capaian US$2 miliar pada enam bulan pertama 2022.
Pendapatan BYAN bersumber dari penjualan batu bara pada pasar ekspor US$1,81 miliar dan pasar domestik US$217,19 juta hingga semester I-2023.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 25,43 persen secara tahunan dari US$970,76 juta pada semester I-2022 menjadi US$723,85 juta per 30 Juni 2023.
Laba dasar per saham juga ambles menjadi US$0,02 dari periode sebelumnya US$0,03.
Pada perdagangan Rabu (28/8), terjadi transaksi negosiasi saham BYAN senilai Rp101,8 triliun, dengan harga per saham ditetapkan sebesar Rp13.888, lebih rendah dari harga pasar. Total volume saham yang diperdagangkan mencapai 7,33 miliar lembar.
Transaksi ratusan triliun di saham BYAN ini juga menjadi salah satu transaksi terbesar yang pernah terjadi di pasar negosiasi dalam satu hari.