Pendapatan SIG 2023 Naik Jadi Rp36,38 T, Tapi Laba Turun 8,12 Persen
Penurunan laba disebabkan peningkatan beban pajak.
Fortune Recap
- Pendapatan SIG naik 6,2% dari Rp36,38 triliun menjadi Rp38,65 triliun pada 2023.
- Laba bersih SIG turun 8,12% menjadi Rp2,17 triliun karena beban pajak tangguhan akibat restrukturisasi pada 2022.
- Volume penjualan semen SIG meningkat 10%, didorong oleh proyek-proyek strategis nasional dan peningkatan penjualan domestik dan ekspor.
Jakarta, FORTUNE - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG membukukan kenaikan pendapatan sebesar 6,2 persen dari Rp36,38 triliun pada 2022 menjadi Rp38,65 triliun pada 2023 persen.
Meski demikian, laba bersih emiten bersandi SMGR tersebut mengalami penurunan 8,12 persen dari Rp2,36 triliun menjadi Rp2,17 triliun.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, mengatakan penurunan laba bersih tersebut disebabkan beban pajak tangguhan yang terjadi imbas restrukturisasi pada 2022.
Sementara, jika beban pajak tangguhan tersebut dikeluarkan, perseroan masih bisa mendapatkan peningkatan laba bersih sebesar 5,9 persen tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, jumlah beban pajak penghasilan 2023 mencapai Rp1 triliun, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp799 miliar.
Sementara itu, kenaikan pendapatan SIG sepanjang 2023 didorong oleh peningkatan volume penjualan 40,62 juta ton atau meningkat 10 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Peningkatan ini didorong oleh penjualan semen curah domestik yang naik 17,3 persen dan ekspor yang naik 42 persen.
Penjualan domestik SIG pada 2023 tumbuh di atas pertumbuhan permintaan semen nasional, terutama pada segmen curah.
”Keterlibatan SIG dalam berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), seperti pembangunan infrastruktur IKN Nusantara dan jalan tol Trans Sumatera, serta proyek-proyek strategis nasional lainnya menjadi faktor pendorong peningkatan volume penjualan domestik khususnya pada segmen curah," ujarnya.
Di sisi lain, meskipun terdapat kenaikan beberapa akun biaya karena dampak dari kenaikan biaya bahan bakar minyak (fuel) dan inflasi, melalui inisiatif optimalisasi operasional SIG mampu menekan total biaya/ton.
Selain itu utang berbunga dan beban keuangan juga dapat dipangkas sehingga berkontribusi pada peningkatan laba sebelum pajak menjadi Rp3,30 triliun.
Penurunan GRK
Lebih lanjut, Vita menyampaikan bahwa pengelolaan arus kas dan permodalan yang optimal juga terus dilakukan untuk menjaga likuiditas perusahaan tetap kuat.
Pada 2023, misalnya, SIG mendapat peringkat kredit idAA+ Positif dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atau naik dari sebelumnya idAA+ Stabil.
Peningkatan ini, menurutnya, mencerminkan posisi pasar perseroan yang kuat, fasilitas produksi dan logistik yang terdiversifikasi dengan baik, dan profil keuangan yang sehat.
Selain pertumbuhan pada kinerja bisnis, SIG juga berhasil mencatatkan capaian signifikan dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Berbagai upaya, mulai dari penurunan faktor terak, pemanfaatan bahan bakar alternatif hingga penggunaan energi surya, telah membantu SIG menurunkan 17,37 persen intensitas emisi GRK cakupan 1 (dari operasional) dibandingkan baseline pada 2010.
Sedangkan pada cakupan 2 (emisi tidak langsung dari energi listrik), emisi yang berhasil diturunkan 5,22 persen.
Pada aspek sosial, SIG turut berkontribusi dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui program kesehatan untuk menurunkan angka stunting dan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
SIG dan anak usahanya juga meningkatkan realisasi belanja produk dalam negerinya sepanjang tahun lalu.
Belanja produk dalam negerinya pada 2024 mencapai Rp23,74 triliun atau 92,92 persen dari total belanja barang dan jasa Rp25,55 triliun.
Capaian tersebut meningkat 6,4 persen dari realisasi belanja di pos yang sama pada 2022 sebesar Rp22,32 triliun.