Rugi Produsen Sepatu Bata Bengkak 70,66% Jadi Rp190,28 Miliar di 2023
Penjualan BATA merosot 5,26% jadi Rp609,61 miliar di 2023.
Fortune Recap
- PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mencatatkan kerugian sebesar Rp190,28 miliar sepanjang 2023, naik 70,66% dari tahun sebelumnya.
- BATA membukukan penjualan sebesar Rp609,61 miliar atau turun 5,26% dari tahun sebelumnya. Penjualan didominasi oleh penjualan eceran.
- BATA tutup pabrik di Purwakarta, Jawa Barat dan melakukan PHK terhadap ratusan pekerja, menyebabkan saham BATA merosot 13,68% pada Senin.
Jakarta, FORTUNE - PT Sepatu BATA Tbk (BATA) mencatatkan kerugian sebesar Rp190,28 miliar sepanjang 2023. Angka tersebut membengkak 70,66 persen dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp105,91 miliar.
Mengutip laporan keuangan perseroan, BATA membukukan penjualan sebesar Rp609,61 miliar atau turun 5,26 persen dari 2022 yang sebesar Rp643,45 miliar.
Dilihat berdasarkan segmennya, penjualan BATA pada 2023 didominasi oleh penjualan eceran dengan total sebesar Rp537,42 miliar, disusul elektronik sebesar Rp63,45 miliar, ekspor Rp5,42 miliar dan lainnya Rp3,30 miliar. Namun, BATA tak mencatat penjualan ke segmen industri, berbeda dengan tahun sebelumnya.
Adapun pada 2022, penjualan BATA juga didominasi oleh segmen eceran sebesar Rp581,15 miliar. Kemudian, di tempat kedua, ada penjualan elektronik sebesar Rp48,58 miliar, disusul ekspor Rp6,06 miliar, industri Rp4,38 miliar, dan lainnya sebesar Rp3,26 miliar.
Sejalan dengan turunnya penjualan, pokok penjualan perseroan turun 0,75 persen menjadi Rp380,55 miliar dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp383,43 miliar. Dus, laba bruto perseroan turun 11,91 persen menjadi Rp229,05 milar dari sebelumnya Rp260,02 milar.
Adapun rugi usaha BATA tercatat sebesar Rp148,28 miliar atau membengkak 144,53 persen dari tahun 2022 yang sebesar Rp60,63 miliar. Sedangkan rugi tahun berjalan tercatat sebesar Rp190,56 miliar atau membengkak 79,57 miliar dari sebelumnya Rp106,12 miliar di tahun 2022.
BATA tutup pabrik di Karawang
Sebelumnya, BATA dikabarkan menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat, dan melakukan PHK terhadap ratusan pekerja. Menyusul kabar PHK dan penutupan pabrik itu, saham BATA merosot 13,68 persen pada Senin (6/5) dan terkoreksi 9,76 persen pada Selasa (7/5). Sebelum akhirnya kembali menguat pada Rabu (8/5) hingga 6,76 persen pada pukul 14.14 WIB.
Seiring dengan munculnya berbagai kekhawatiran di pasar, BEI telah menghubungi pihak BATA untuk memberi keterangan kepada investor. Hasilnya, setidaknya BATA membutuhkan tiga hari untuk mempublikasikan tanggapannya, sesuai dengan batas waktu untuk menanggapi hal itu.
"Kami komunikasi intens dengan mereka [BATA], dengan berbagai media, termasuk dengar pendapat yang kita lakukan. Mohon ditunggu informasinya karena mereka saat ini pun menyusun tanggapan yang dapat disampaikan kepada publik," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (8/5). "Kita tunggu beberapa hari ke depan."