MARKET

Rupiah Dibuka Tertekan ke Rp16.472 per US$ pada Awal Pekan

Data PMI AS dorong pelemahan rupiah.

Rupiah Dibuka Tertekan ke Rp16.472 per US$ pada Awal Pekanilustrasi mata uang rupiah (unsplash.com/bady abbas)
24 June 2024

Fortune Recap

  • Rupiah melemah 0,33 persen ke Rp16.472 per US$ pada Senin pagi dan berpotensi kembali melemah.
  • Data PMI AS bulan Juni menunjukkan kondisi bisnis yang lebih bagus dari proyeksi pasar, memicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
  • Mata uang di Asia bervariasi, dengan yen Jepang naik dan dolar Singapura turun, sementara mata uang negara maju bergerak variatif.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka tertekan pada perdagangan Senin (24/6) pagi dengan pelemahan 21,50 poin atau 0,33 persen ke Rp16.472 per US$.

Pada Jumat (21/6) sore, rupiah ditutup turun dengan pelemahan 20 poin atau 0,12 persen ke level Rp16.450 per US$.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah berpotensi kembali mengalami pelemahan pada hari ini. Pasalnya, data PMI Amerika Serikat bulan Juni versi S&P yang dirilis Jumat malam memperlihatkan kondisi bisnis manufaktur dan jasa di Amerika Serikat yang lebih bagus dari proyeksi pasar dan masih bertumbuh. 

Kondisi ini bisa mendorong kembali kenaikan inflasi sehingga Bank Sentral AS akan semakin enggan memangkas suku bunga acuannya.

"Ini masih memicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnnya. Potensi pelemahan ke kisaran Rp16.500 per US$ dengan support di sekitar Rp14.400 per US$ hari ini," ujarnya.

Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia masih terpantau bervariasi pada perdagangan pagi hari ini. Yen Jepang terpantau naik 0,04 persen, dolar Hong Kong menguat 0,03 persen, peso Filipina naik 0,04 persen, rupe India menguat 0,13 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,03 persen.

Sebaliknya dolar Singapura turun 0,04 persen, dolar Taiwan turun 0,01 persen, won Korea melemah 0,19 persen, yuan Cina turun 0,01 persen, dan baht Thailand turun 0,09 persen.

Mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,02 persen dan poundsterling naik 0,07 persen, sementara dolar Kanada turun 0,07 persen dan franc Swiss naik 0,03 persen.

Related Topics