Rupiah Tertekan ke Rp16.217 per US$ Usai Data PDB AA Dirilis
Investor masih menunggu data inflasi Maret AS.
Fortune Recap
- Rupiah melemah 30 poin atau 0,19 persen ke Rp16.217 per US$ pada perdagangan Jumat pagi
- Data ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan yang melebihi ekspektasi pasar, mengindikasikan inflasi masih tinggi
- Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.230-16.250 per US$, sementara mata uang kawasan Asia masih bervariasi
Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Jumat (26/4) pagi. Rupiah mengalami penurunan 30 poin atau 0,19 persen ke Rp16.217 per US$. Pada Kamis (25/4) sore, rupiah ditutup pada level Rp16.187 per US$, turun 32 poin atau 0,20 persen.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini karena data ekonomi AS semalam menunjukkan komponen harga dari PDB kuartal pertama menunjukkan pertumbuhan yang melebihi ekspektasi pasar, yakni 3,7 persen, dibandingkan perkiraan 3,4 persen.
Hal tersebut menggambarkan bahwa inflasi masih tinggi dan akan menentukan kebijakan suku bunga Fed ke depan.
Selain itu, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS juga lebih bagus dari yang diprediksi, dengan penurunan klaim menjadi hanya 207.000 dari ekspektasi 214.000.
"Dengan hasil ini, meskipun data PDB kuartal pertama AS direvisi turun menjadi 1,6 persen dari ekspektasi ekonom AS yang di angka 2,5 persen. Eonomi AS masih cukup solid dan inflasi sulit turun. The Fed mungkin masih sulit untuk melakukan kebijakan pemangkasan suku bunga acuannya," katanya kepada Fortune Indonesia, Jumat (26/4).
Di luar data tersebut, malam ini pelaku pasar masih menunggu data indikator inflasi Core PCE Price Index bulan Maret yang menjadi acuan penting Fed untuk mempertimbangkan kebijakan moneter AS selanjutnya.
"Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.230-16.250 per US$ dengan potensi support di sekitar Rp16.150 per US$," ujarnya.
Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia masih bervariasi pada perdagangan pagi ini.
Yen Jepang menguat 0,03 persen, dolar Taiwan naik 0,06 persen, dan Baht Thailand menguat 0,05 persen.
Sebaliknya, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dolar Singapura turun 0,06 persen, won Korea melemah 0,02 persen, peso Filipina turun 0,11 persen, rupe India melemah 0,01 persen, yuan China tercatat turun 0,08 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,04 persen.