MARKET

Pasar Asia Defensif, BI Tahan Suku Bunga di 6 Persen

Pasar Asia cenderung defensif, BI pilih tahan suku bunga

Pasar Asia Defensif, BI Tahan Suku Bunga di 6 PersenBank Indonesia (setkab.go.id)
15 January 2025

Fortune Recap

  • Pelemahan dolar AS memberikan ruang bagi penguatan ekuitas pasar Asia.
  • Performa positif terjadi di pasar Asia, kecuali Jepang yang mengalami penurunan saham.
  • Bank Indonesia (BI) diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan pada level 6 persen.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Setelah terjadi jeda dalam aksi jual obligasi global, dolar AS mulai melemah, yang pada gilirannya memberikan ruang bagi penguatan ekuitas pada perdagangan Selasa pagi (14/1). Namun, ketidakpastian Wall Street perihal rilis data inflasi AS berpotensi memicu kehati-hatian Pasar Asia hari ini, Rabu (15/1).

Pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi treasury berpeluang memberikan sedikit angin segar bagi pasar negara-negara berkembang dan Asia. Meskipun demikian, pembalikan arah saham AS bisa mengurangi dampak positif tersebut, terutama karena data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) AS akan diumumkan setelah pasar Asia tutup.

Pada perdagangan Selasa kemarin, pasar Asia menunjukkan performa positif. Indeks MSCI Asia ex-Japan mampu pulih dari posisi terendah dalam lima bulan terakhir.

Tiongkok mencatat lonjakan lebih dari 2,5 persen setelah regulator setempat menjanjikan tambahan untuk pasar, sementara sektor perusahaan semikonduktor lokal mendapat dorongan setelah AS memperketat pembatasan teknologi.

Namun, tren positif ini tidak dirasakan oleh pasar Jepang. Saham Jepang justru tertekan setelah Deputi Gubernur Bank Jepang, Ryozo Himino, mengisyaratkan kemungkinan kenaikan Suku Bunga minggu depan.

Nikkei 225 mencatat penurunan terbesarnya dalam dua setengan bulan. Angka tersebut menunjukkan kemerosotan sekitar 1,8 persen.

Melihat latar belakang regional ini dan fokus pasar Asia hari ini  diperkirakan truut mempengaruhi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Di tengah gejolak mata uang belum lama ini, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 6 persen.

BI telah membuat salah satu keputusan pertama di antara bank sentral negara berkembang tahun ini, setelah The Fed memberikan sinyal penurunan suku bunga.

Barclays Plc memperbarui perkiraannya, memprediksi pelonggaran suku bunga Indonesia akan mencapai setengah poin hingga 2026, bukan tahun ini. Sementara itu, PT Bahana Sekuritas mengungkapkan bahwa BI mungkin harus menaikkan suku bunga pada kuartal mendatang jika nilai dolar AS terus menguat.

"Pada tahun 2024, kebijakan Bank Indonesia akan mencakup keputusan untuk mempertahankan, menaikkan, dan menurunkan suku bunga acuannya. Terdapat kemungkinan besar bahwa tahun 2025 akan menyaksikan perulangan langkah serupa," kata Ekonom Senior Bloomberg, Tamara Henderson dikutip dari Yahoo Finance.

Inflasi yang saat ini berada di batas bawah target bank sentral, yaitu 1,5-3,5 persen, mendorong kebijakan moneter lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas rupiah yang telah melemah sekitar 7 persen terhadap dolar AS sejak mencapai puncaknya pada September 2024.

Sentimen global

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.