MARKET

Tren Harga Minyak Naik, meski Potensi Penurunan Masih Ada

Data produksi OPEC diperkirakan bakal dorong harga minyak.

Tren Harga Minyak Naik, meski Potensi Penurunan Masih Adailustrasi kilang minyak (unsplash.com/Robin Sommer)
13 August 2024

Fortune Recap

  • Harga minyak mentah WTI diprediksi akan mengalami penurunan meskipun tren harga menunjukkan kenaikan.
  • Kenaikan harga didorong oleh sentimen pasar dan ekspektasi laporan OPEC, namun tren jangka panjang menunjukkan potensi penurunan.
  • Laporan IEA yang lebih dovish dan kinerja Dolar AS yang berpengaruh terhadap harga minyak perlu diperhatikan.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Minggu ini, Harga Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diprediksi akan mengalami penurunan meskipun tren harga secara garis besar menunjukkan kenaikan. Menurut Analis Dupoin, Andrew Fischer, memproyeksikan bahwa meskipun ada tekanan ke atas dalam harga minyak mentah akibat ekspektasi laporan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), tren harga jangka menengah dan panjang masih menunjukkan potensi penurunan.

Menurut Fischer, kenaikan harga minyak mentah yang terlihat dalam grafik minggu ini lebih banyak didorong oleh sentimen pasar daripada fundamental yang kuat. Pedagang minyak saat ini sedang menaikkan harga berdasarkan asumsi bahwa laporan bulanan OPEC akan mendukung harga yang lebih tinggi. Hal ini didasarkan pada beberapa faktor, seperti kebijakan baru dari Arab Saudi yang menaikkan harga jual resmi minyaknya ke Asia dan komitmen Rusia untuk mempertahankan kuota produksinya dengan pengurangan produksi selama Agustus dan September.

Namun, Fischer menjelaskan secara teknikal bahwa, arah harga minyak mentah masih memiliki potensi untuk melanjutkan penurunan. Tren jangka panjang menunjukkan bahwa meskipun ada kenaikan sementara, penurunan harga masih mungkin terjadi. Faktor ini didukung oleh beberapa elemen teknis dalam analisisnya yang mengindikasikan adanya kemungkinan pembalikan arah dalam waktu dekat.

Menguatkan prediksi ini, Fischer mengatakan, meskipun berita terkini menunjukkan bahwa harga minyak telah melonjak lebih tinggi selama empat hari berturut-turut hingga Senin (12/8). Para pedagang tampaknya yakin bahwa laporan bulanan dari OPEC akan terus mendukung kenaikan harga. Kenaikan harga baru-baru ini juga didorong oleh keputusan Arab Saudi untuk menaikkan harga minyak ke Asia, serta komitmen Rusia untuk mengurangi produksinya secara signifikan selama bulan Agustus dan September. 

Sehingga, keputusan ini memberikan dorongan sementara bagi harga minyak, namun volatilitas di pasar diperkirakan akan meningkat dengan adanya laporan dari International Energy Administration (IEA) pada hari Rabu. Laporan IEA ini sering kali lebih dovish dibandingkan laporan OPEC, yang dapat memberikan tekanan tambahan pada harga minyak.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kinerja Dolar AS (DXY) yang saat ini sedang berada dalam fase krusial. Indeks Dolar AS yang melacak kinerja Dolar AS terhadap enam mata uang utama, masih mengalami masalah dan diperdagangkan di dekat level penting. Menurut Fischer, jika laporan Consumer Price Index (CPI) AS yang akan dirilis pada hari Rabu (14/8), menunjukkan kenaikan inflasi, hal ini bisa mendukung penguatan Dolar AS. Penguatan Dolar AS biasanya berdampak negatif terhadap harga minyak, karena minyak diperdagangkan dalam Dolar, sehingga harga minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Secara keseluruhan, Fischer berpendapat bahwa meskipun ada tekanan ke atas jangka pendek dalam harga minyak mentah WTI, tren penurunan masih lebih dominan. Pasar masih perlu memperhatikan perkembangan dari laporan OPEC dan IEA serta data ekonomi dari AS yang dapat mempengaruhi sentimen di pasar minyak. 

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.