ICDX Research: Rilis Data Tenaga Kerja AS buat Harga Emas Melesat
Joe Biden: varian delta buat turun data ketenagakerjaan
Jakarta, FORTUNE - Pada pembukaan perdagangan di sesi Asia pada awal pekan ini (6/9), harga emas bergerak di kisaran $1826,7.
Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) Research & Development menilai, data sektor tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang rilis Jumat (3/9) memberikan dorongan kuat pada pergerakan harga emas. Sementara pada hari kemarin (6/9), sebagian pasar global akan tutup di mana AS memperingati Hari Buruh.
"Terus menekan USD sejak awal bulan lalu, emas masih menjadi perhatian pasar. Harga emas kembali menguat setelah data yang rilis Jumat (3/9), yakni data ketenagakerjaan AS dirilis kurang menarik," dikutip dari laporan ICDX Research & Development di Jakarta, (6/9).
Sebagai rincian, berdasarkan data tenaga kerja AS, Non-Farm Employment Change dirilis menurun drastis hingga 235 ribu dari yang diharapkan 720 ribu. Data tersebut mendapat perhatian utama pasar dan membuat harga emas melonjak.
Joe Biden: varian delta penyebab data ketenagakerjaan mengecewakan
Sementara itu, data unemployment rate juga tercatat turun sesuai perkiraan menjadi 5,2%. Presiden AS Joe Biden pun pada Jumat (3/9) berbicara menanggapi rilisnya data ketenagakerjaan. Dirinya mengatakan bahwa rilis data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan disebabkan oleh varian Delta Covid-19.
Presiden Biden juga menghimbau untuk melakukan vaksinasi guna menekan kasus tambahan Covid-19. ICDX menilai, dengan data ketenagakerjaan yang dirilis negatif pada Jumat (3/9), minat pasar akan dollar AS beralih kembali kepada emas. Kedepannya, pasar juga menanti langkah lanjutan dari The Fed terutama terkait arah kebijakan moneternya yang dapat memengaruhi kinerja USD.
Harga emas di atas zona support
Pasca rilisnya data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat (3/9), harga emas tercatat berada di atas zona support yang berada di areal $1816 hingga ke zona resistance yang berada di areal $1828. Support terjauh harga emas yang perlu diperhatikan berada di areal $1816 hingga ke zona $1809.
Sementara untuk resistance terjauhnya berada di areal $1837 hingga ke zona $1843.
Harga minyak terpukul
Di sisi lain, pada pembukaan perdagangan kemarin (6/9) harga minyak dunia terpantau masih melanjutkan tren bearish dibebani oleh keputusan Saudi memangkas harga jual minyak untuk pengiriman bulan Oktober. Keputusan ini hanya selang beberapa hari menyusul keputusan resmi OPEC+ untuk terus meningkatkan produksi.
Sebagai informasi, Saudi Aramco pada hari Minggu (5/6) telah mengumumkan harga minyak Arab Light untuk pengiriman bulan Oktober. Di mana untuk pembeli di Asia yang menjadi pasar terbesar, Aramco menurunkan sebesar $1,30 menjadi $1,70 per barel.
Sebelumnya para pedagang di Asia pekan lalu juga memperkirakan Aramco akan menurunkan harga sekitar 60 sen per barel, ungkap hasil survei terhadap 6 pedagang dan penyulingan. Selain Asia, Aramco juga menurunkan harga minyak untuk tujuan Mediterania sebesar 10 sen per barel. Sementara untuk tujuan Eropa Barat Laut dan AS tidak berubah dari harga bulan lalu.