MARKET

2 Sentimen Utama Bayangi IHSG Pekan Ini, Cek 3 Saham Pilihan

Ke depan, ada pula 2 sentimen lain yang mesti diwaspadai.

2 Sentimen Utama Bayangi IHSG Pekan Ini, Cek 3 Saham PilihanIlustrasi investasi saham (Unsplash/Joshua Mayo)
02 July 2024

Fortune Recap

  • IHSG melemah 0,23% pada Selasa (2/7) pukul 15.53 WIB, namun naik 3,62% dalam seminggu terakhir.
  • Sentimen positif dari inflasi AS yang turun dan HSBC menurunkan peringkat saham Indonesia.
  • Sentimen ke depan: potensi perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19 dan window dressing akhir kuartal II.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) melemah 0,23 persen pada Selasa (2/7) pukul 15.53 WIB. Namun, seminggu terakhir ini, IHSG sudah tercatat naik 3,62 persen.

Menurut Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus, penguatan yang mulai terjadi sejak pekan lalu itu terjadi berkat sejumlah sentimen.

Pertama, inflasi PCE Amerika Serikat (AS) yang masih sesuai prediksi, yakni turun ke 2,6 persen akibat melemahnya harga barang dan energi. "Jika inflasi semakin mendekati target 2 persen The Fed maka suku bunga bisa diturunkan sesuai timeline yaitu Desember. Hal ini baik untuk pasar saham secara umum," kata Angga, dikutip Selasa.

Kemudian, sentimen dari langkah HSBC yang menurunkan peringkat saham Indonesia, menyusul Morgan Stanley. HSBC Holding Plc menurunkan rating saham Indonesia dari overweight menjadi netral.

Itu karena adanya risiko tekanan earning akibat dari tingginya suku bunga, lemahnya rupiah, serta ketidakpastian kebijakan pemerintah karena potensi pergantian kabinet yang akan berlangsung dalam jangka pendek ini.

"Hal ini tentunya berdampak negatif terhadap potensi arus modal asing yang bisa masuk ke pasar modal Indonesia," ujar Angga.

Sentimen IHSG ke depan

Pada pekan ini, ada sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pasar saham dalam beberapa minggu ke depan.

Pertama, potensi perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan kebijakan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang seharusnya selesai pada Maret 2024 diperpanjang hingga 2025.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebelum pengambilan keputusan pencabutan program restrukturisasi Maret, sudah dilakukan serangkaian penghitungan dari segi kecukupan modal hingga Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). OJK juga mengawal dan memperhatikan agar kebijakan ini tidak mengganggu likuiditas dan kapasitas pertumbuhan kredit.

Angga menilai, "Jika jadi diterapkan perpanjangannya, ini bisa menjadi katalis positif untuk sektor perbankan."

Sentimen kedua adalah window dressing pada akhir kuartal II. Angga menjelaskan IHSG bergerak naik hampir 2 persen pada perdagangan hari Jumat seiring momentum tutup kuartal kedua dan semester 1 tahun 2024. 

"Inflow asing mencapai 2,1T pada Jumat lalu. Konsistensi masuknya asing harus dilihat di minggu ini untuk meyakinkan pelaku pasar, apakah investor asing sudah mulai masuk kembali seiring meredanya inflasi AS dan potensi pemotongan suku bunga," jelasnya.

Sentimen IHSG pekan ini dan saham pilihannya

Terkait potensi pasar pada 1-5 Juli 2024, Angga mengimbau para trader memerhatikan dua sentimen lagi di luar potensi perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19. Apa itu? Inflasi Indonesia dan pergerakan mata uang rupiah serta asing.

Angga memproyeksikan inflasi Indonesia pada Juni melemah ke 2,7 persen seiring tekanan harga pangan yang sudah mulai menurun.

Lalu, pekan ini IHSG juga akan bergantung pada pergerakan dari rupiah terhadap dolar AS yang diperkirakan akan mulai stabil seiring prospek pemotongan suku bunga karena data inflasi AS yang kembali melandai.

"Kembali masuknya investor asing ke saham-saham big caps juga dinantikan pelaku pasar seiring stabilnya nilai tukar. Diharapkan, terjadi pemotongan suku bunga di bulan Desember nanti. Adapun rentang USD-IDR di 16.280–16.450," jelas Angga.

Di tengah sentimen pekan ini, Indo Premier Sekuritas menyoroti tiga saham pilihan, yakni: BMRI, SMGR, dan BUKA.

Related Topics