Fortune Recap
- Proyeksi IHSG mencapai 7.800-8.000 pada 2025 oleh Tim Ekonom Bank DBS
- Faktor-faktor meliputi pemotongan suku bunga, pertumbuhan kinerja emiten, nilai tukar rupiah stabil, dan keberlanjutan pemerintah baru
- Sektor otomotif, perbankan, consumer staples, perkebunan, peternakan, dan telekomunikasi memiliki prospek positif; sedangkan energi, migas, utilitas, serta ritel cenderung negatif
Jakarta, FORTUNE - Tim Ekonom Bank DBS memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) dapat menyentuh level 7.800 sampai dengan 8.000 pada 2025.
Perkirakaan itu didasari sejumlah faktor. Pertama, jika The Fed memangkas suku bunga di rentang 50 sampai 75 basis poin (bps) pada 2025. Kedua, pertumbuhan kinerja emiten yang mencapai high single digit.
Equities Specialist DBS Group Research Maynard Arif memproyeksikan valuasi emiten akan bertumbuh sekitar 14 kali atau 9–10 persen. "Kami menilai, yang lebih penting adalah pertumbuhan, baik dari segi makro maupun penghasilan dari emiten--emiten. Jika tidak bagus, maka kecenderungan investor malah akan lebih konservatif lagi," jelasnya dalam acara Indonesia Economic and Markets Outlook, Rabu (11/12).
Faktor lainnya adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang relatif stabil. Ditambah dengan keberlanjutan yang diimplementasikan oleh pemerintahan baru.
Sektor-sektor yang disoroti oleh tim Ekonom DBS karena prospek positifnya adalah otomotif, perbankan, consumer staples, perkebunan, peternakan, dan telekomunikasi. Di sisi lain, sektor yang cenderung negatif di 2025 adalah energi, migas, dan utilitas; serta ritel. Sektor lain seperti internet dan metal relatif netral.
Lebih lanjut, pada skenario bull, DBS Group Research memproyeksikan IHSG dapat menyentuh level 8.400–8.500. Namun, hal itu hanya akan terjadi jika pemotongan suku bunga dilakukan lebih agresif, aliran dana asing ke Indonesia menguat, serta rupiah yang mencapai Rp15.000 per dolar AS.
Maynard menambahkan, yang terpenting adalah faktor pertumbuhan kinerja emiten. Yang mana, skenario bullish itu hanya dapat diraih jika kinerja emiten-emiten naik di atas 10 persen.
Di sisi lain, pada skenario bear, DBS Group Research memprediksi IHSG hanya akan mencapai 6.700–6.850 pada 2025. Skenario itu akan terjadi apabila The Fed memberhentikan pemangkasan suku bunga tahun depan, rupiah melemah ke Rp16.500.
"Juga pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari ekspektasi dan defisit yang meningkat," kata Maynard.