DSSA Ubah Rugi Jadi Laba pada 2021, Ini Kontributor Bisnisnya
Pertambangan dan perdagangan batu bara menyumbang terbesar
Jakarta, FORTUNE - Emiten energi Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) membukukan kinerja ciamik sepanjang 2021. Perseroan berhasil membalikkan kerugian menjadi kenaikan laba pada 2021.
Mengutip laporan keuangan 2021, DSSA mencatatkan laba bersih sebesar US$120,08 juta pada 2021, berbalik dari yang semula rugi bersih US$83,82 juta pada 2020. Laba bersih DSSA bertumbuh hampir 43,3 persen sepanjang tahun lalu.
Selain itu, pendapatan usaha DSSA juga melonjak 43,63 persen (yoy), dari US$1,51 miliar menjadi US$2,16 miliar.
Dari segi bisnis, pertambangan dan perdagangan batu bara memberikan sumbangan terbesar, yakni hampir US$1,94 miliar. Sisanya berasal dari perdagangan bersih; penyediaan TV kabel dan internet; serta konstruksi, jasa operasi, dan keuangan pembangkit listrik.
Namun, beban usaha perseroan pun turut terdongkrak dari US$354,28 juta ke US$404,97 juta, seiring diraihnya beban penjualan sebesar US$250,90 juta.
Dari segi aset, hingga akhir 2021 perusahaan tercatat berjumlah US$3,01 miliar, bertambah dari US$2,9 miliar dibanding 2020. Begitu pula dengan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik, yang mencapai US$1,53 miliar; naik tipis dari US$1,36 miliar pada 2020.
DSSA mendirikan entitas anak baru, agresif ekspansi
Setelah mengumumkan kinerja keuangan pada 2021, emiten Sinar Mas Group yang bergerak di bidang energi dan infrastruktur itu mengungkapkan pembentukan entitas anak baru: PT Dian Semesta Investasi (DSI), Selasa (22/3).
Pendirian anak usaha baru itu dilakukan melalui PT DSST Mas Gemilang dan PT Sinar Mas Sukses Sejahtera. “DSI merupakan perusahaan dengan kegiatan usaha, di antaranya: melakukan aktivitas perusahaan holding, dengan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp250 juta,” tulis Sekretaris Perusahaan, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi, Rabu (23/3).
Meski mendirikan anak perusahaan baru, kondisi keuangan perseroan tidak terdampak secara signifikan. Demikian menurut Susan.
Sebelumnya, DSSA juga telah mengumumkan penerbitan hak pro-rata saham bernilai US$300 juta guna membeli perusahaan batu bara di Negeri Kangguru, yakni Dampier Coal Pty Ltd.
Ihwal saham, pada perdagangan hari ini, DSSA bergerak stagnan di level Rp44.000. Dalam enam bulan terakhir, harga saham itu telah meroket 151,43 persen dari Rp17.500.