Fortune Recap
- BEI menghentikan perdagangan saham BREN karena kenaikan harga signifikan, setelah harga melonjak 7 persen ke Rp9.875.
- Pada kuartal I 2024, pendapatan BREN turun 1,1 persen (YoY), laba bersih juga terkoreksi 1,4 persen (YoY).
- BREN akan mendorong kinerja keuangan dan menambah kapasitas pembangkit listrik dengan strategi bisnis yang meliputi pengembangan wilayah Sidrap 2 dan penambahan unit baru.
Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyuspensi saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) lagi mulai Jumat (3/5), karena kenaikan harga signifikan beberapa waktu belakangan ini.
Suspensi atas saham BREN berlaku di pasar reguler dan pasar tunai. "Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham BREN," kata P.H. Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Donni Kusuma Permana dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari dalam keterangan resmi.
Kemarin (2/5), harga BREN melonjak 7 persen ke Rp9.875. Lebih lanjut, berdasarkan data historis, saham BREN telah melejit hampir 84 persen sampai dengan Kamis (2/5), dari harga Rp5.375 pada akhir Maret 2024.
Sementara itu, sepanjang 2024, BREN sudah menguat hampir 30 persen dari level Rp7.600 pada awal perdagangan tahun ini.
Ini bukan pertama kalinya BEI menghentikan perdagangan saham BREN. Hal yang sama sudah dilakukan sebanyak dua kali pada November 2023.
Kinerja Barito Renewables Energy di kuartal I 2024 dan strategi ke depan
Pada kuartal I 2024, BREN membukukan pendapatan sebesar US$145,4 juta, menurun 1,1 persen (YoY) dari US$147,1 juta pada kuartal I 2023. Begitu juga dengan laba bersih yang terkoreksi 1,4 persen (YoY) menjadi US$28,8 juta, dari US$29,2 juta pada kuartal I 2023.
Dari sisi neraca, rasio utang bersih terhadap ekuitas menurun menjadi 2,07 kali, dari sebelumnya 2,3 kali pada akhir tahun 2023.
Pada 2024 ini, perseroan akan mendorong kinerja keuangan sekaligus menambah kapasitas pembangkit listrik. CEO Barito Renewables Energy, Hendra Soetjipto Tan mengatakan perseroan telah mencapai batu loncatan penting di kuartal I 2024 dengan rampungnya akuisisi pembangkit listrik tenaga angin.
"Yaitu PLTB Sidrap 1 dengan kapasitas 75 MW dan 3 aset pengembangan tenaga angin dengan potensi kapasitas gabungan sebesar 320 MW yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi, dan Lombok," kata Hendra.
Pengembangan wilayah Sidrap 2 merupakan salah satu strategi bisnis BREN pada tahun ini, dengan kapasitas sebesar 69 MW. Rencananya, perseroan akan melaksanaka tender pada semester II 2024.
Selain itu, perseroan juga akan menambah kapasitas pembangkit energi bersih lewat ekspansi aset panas bumi di area operasi Salak, Darajat dan Wayang Windu. Baik melalui program retrofit maupun penambahan unit baru.
"Yang berpotensi meningkatkan kapasitas sebesar 116 MW yang diharapkan akan mulai beroperasi mulai 2025 sampai dengan 2027," ujar Hendra.
Strategi lainnya, meliputi:
- Menjaga keunggulan operasional dari semua pembangkit panas bumi perseroan yang tercermin pada realisasi faktor kapasitas di atas 90 persen.
- Menjaga efisiensi dan optimisasi biaya operasional, termasuk menurunkan beban pembiayaan bank, yang targetnya bisa direalisasikan pada semester II 2024.
- Konsisten mendistribusikan dividen.