INDY Genjot Ekspansi Non-Batu Bara, Didukung 77% Capex Semester I-2024
Targetkan pendapatan non-batu bara 50% pada 2025.
Fortune Recap
- INDY mengeluarkan dana US$47,7 juta di semester I-2024, dengan 77% untuk bisnis non-batu bara.
- Dana dialokasikan untuk proyek tambang emas Awak Mas, Indika Nature, Illectra Motor Group (IMG), dan KALISTA.
- INDY menargetkan pendapatan dari sektor non-batu bara sebesar 50% pada 2025, dengan fokus pada diversifikasi portofolio.
Jakarta, FORTUNE - Emiten yang dikendalikan Arsyad Rasjid, PT Indika Energy Tbk (INDY), terus menggenjot pengembangan bisnis non-batu baranya pada 2024. Mayoritas Belanja Modal sepanjang paruh I-2024 pun dialokasikan untuk itu.
Menurut Wakil Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy, Azis Armand, INDY telah mengeluarkan dana senilai US$47,7 juta (sekitar Rp773,9 miliar) selama semester I-2024. Sebanyak 77 persen atau US$37,73 juta (sekitar Rp595,9 miliar) dari jumlah tersebut dikhususkan untuk entitas-entitas anak perseroan yang bergerak di luar bisnis batu bara, termasuk:
- Indika Mineral Investindo, khususnya untuk proyek Awak Mas, dengan dana senilai US$28,7 juta.
- Indika Nature dengan dana S$3,1 juta.
- Dana selebihnya dialokasikan untuk Illectra Motor Group (IMG) dan KALISTA.
Diversifikasi portofolio itu bertujuan meningkatkan nilai tambah berkelanjutan dan jangka panjang bagi perseroan.
INDY sendiri menargetkan menghasilkan pendapatan dari sektor non-batu bara sebesar 50 persen pada 2025.
"Indika Energy terus mengkaji strategi operasional untuk memastikan dapat selalu beradaptasi dengan situasi yang dinamis dan terus berkembang," kata Azis dalam keterangannya, dikutip Senin (5/8).
Ekspansi bisnis non-batu bara Indika Energy
Pada bisnis mineral, INDY mengembangkan proyek tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan. Pada paparan publik 2023, proyek itu diperkirakan membutuhkan investasi US$300 juta hingga 2025, yang US$250 juta di antaranya didapat dari pendanaan konsorsium bank (Mandiri, BNI, UOB, DBS, dan KB Bukopin).
Hingga Maret 2023, total investasi telah mencapai US$126,2 juta.
Adapun, operasional dari tambang emas itu tampaknya mundur dari proyeksi sebelumnya, yakni awal 2025. Salah satunya karena serangkaian banjir dan tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada Mei dan Juli 2024.
Kejadian tersebut berdampak terhadap kehidupan masyarakat sekitar dan infrastruktur yang dibutuhkan dalam pengembangan proyek.
"Saat ini, pembangunan proyek telah dilanjutkan secara bertahap. Meski ada beberapa penundaan, perseroan mengestimasi proyek Awak Mas dapat dimulai operasinya pada 2026," ujar Azis.
Selain proyek tambang emas, INDY juga telah merilis merek KALISTA melalui Kalista Nusa Armada (KNA) pada ajang GIIAS 2024.
KALISTA merupakan perusahaan FaaS (fleets-as-a-service) yang ditujukan untuk menyokong bisnis perseroan dalam transisi energi lewat penyewaan kendaraan listrik, baik roda empat maupun dua.
Lebih lanjut, ada pula IMG, induk usaha motor listrik ALVA. Terbaru, IMG baru saja meluncurkan ALVA N3 serta dua varian baru ALVA Cervo pada ajang GIIAS.