MARKET

Jejak Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Bagian Grup Mirae Asset

Mirae Asset Sekuritas adalah salah satu broker ekuitas top.

Jejak Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Bagian Grup Mirae AssetCEO Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tae Yong Shim. (Fortune Indonesia/Aryus Soekarno)
11 July 2024

Fortune Recap

  • PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjadi broker ekuitas nomor satu di pasar modal Indonesia pada 25 September 2020.
  • Nilai transaksi saham investor MASI mencapai Rp227,13 triliun, tertinggi di Tanah Air, di tengah pandemi COVID-19.
  • CEO Tae Yong Shim berhasil memberikan inovasi dan memimpin tim untuk naik ke puncak, meski awalnya merasa kewalahan sebagai CEO.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Jumat, 25 September 2020 menandai sukses PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai broker ekuitas nomor satu di pasar modal Indonesia. Sebuah prestasi yang ditoreh di tengah badai pandemi.

Hari itu, nilai transaksi saham investor PT Mirae Asset Sekuritas 
Indonesia (MASI) mencapai Rp227,13 triliun, angka tertinggi di Tanah 
Air. “Saya tak akan pernah lupa,” kenang CEO Mirae Asset Sekuritas 
Indonesia, Tae Yong Shim kepada Fortune Indonesia (21/5). “Karena tahun itu kita mengalami pandemi COVID-19, masa yang kacau ketika saya baru menjadi CEO. Lalu, kami menerapkan pendekatan inovatif dan berhasil naik ke puncak.”

Bagi Shim yang kini berusia 47 tahun, itu adalah capaian terbesarnya  sebagai CEO. Bahagia? Sudah pasti. Namun, di waktu yang sama, beban di pundaknya turut bertambah. Satu puncak tercapai, masih ada puncak-puncak lain untuk didaki. 

Mulanya, Shim sempat terkejut saat pertama kali diminta menjadi CEO. Sebab sepengetahuannya, ada standar tak tertulis untuk bisa dicalonkan sebagai anggota dewan eksekutif Grup Mirae Asset. Patokannya, di Korea Selatan, rata-rata dewan eksekutif dipilih di rentang usia 50-an. Sementara, umurnya saat itu masih 43. 

Ia merasakan perpaduan antara kegembiraan dan ragam kekhawatiran, hingga pada titik tertentu, kewalahan. “Saat pertama kali jadi CEO, saya tak tahu apa tanggung jawab posisi ini. Jadi, saya [sempat] mencari tutorial cara jadi CEO di Google,” kelakarnya.

Broker saham dengan kode YP itu sebetulnya sudah masuk ke Indonesia sejak 2007, melalui investasinya di PT eTrading Securities yang didirikan pada 1990. Mirae Asset Global (dulunya KDB Daewoo Securities) memiliki 20 persen saham eTrading Securities. Setelah sukses merilis aplikasi broker saham HOTS dan Neo HOTS pada 2010, Mirae Asset Global pun memutuskan menyelami pasar modal Indonesia, dengan membeli 80 persen saham eTrading Securities pada 2013.

Shim sendiri resmi mengambil alih kemudi MASI pada 31 Maret 2020, beberapa saat setelah pandemi menghantam. Mundur lebih jauh, ia lebih dulu menduduki posisi Kepala Riset MASI (Desember 2013–Juli 2018) dan Direktur Pasar Modal MASI (Juli 2018–November 2019).

Perjalanan Shim di Indonesia bermula dari bosnya di tim Research Analyst KDB Daewoo Securities yang mengetahui ia sempat tinggal di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada 1991–1994 karena ayahnya adalah bankir ekspatriat Korea Selatan. Ia pun diminta bergabung dengan tim riset di Indonesia.

“Itu alasan  saya dipilih,” ujarnya. Ia sempat berpikir penugasan itu hanya akan berlangsung 3–5 tahun. “Biasanya itu yang dialami para ekspatriat sebelum kembali ke kampung halaman kan? Namun, bagi saya ternyata sudah [hampir] 11 tahun.”

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.