Laba Q1 2024 Induk Usaha Anteraja Naik 37% Berkat Integrasi
Pada 2024, induk usaha Anteraja siapkan capex hingga Rp1,5 T
Fortune Recap
- Induk perusahaan Anteraja, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) meraih pertumbuhan laba dan pendapatan pada kuartal I 2024.
- Pendapatan ASSA naik 3,1 persen (YoY) menjadi Rp1,2 triliun dari Rp1,1 triliun pada kuartal I 2023 lalu, dengan kontribusi terbesar berasal dari bisnis penyewaan kendaraan untuk korporasi.
- Anteraja berhasil menurunkan biaya produksi (COGS) sebesar 22,2 persen (YoY), mendorong laba operasional ASSA tumbuh sebesar 45,5 persen (YoY) menjadi Rp172,1 miliar pada periode ini.
Jakarta, FORTUNE - Induk perusahaan Anteraja, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) meraih pertumbuhan laba dan pendapatan pada kuartal I 2024.
Dari segi laba bersih, ASSA menghasilkan Rp71 miliar, melonjak 37 persen (YoY) dibandingkan dengan kuartal I 2023. Hal itu terjadi karena langkah ASSA mengintegrasikan tiga pilar bisnis utama, yakni transportasi, logistik end-to-end, dan ekosistem kendaraan bekas di bawah anak usahanya: PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC).
Sementara itu, pendapatan ASSA naik 3,1 persen (YoY) menjadi Rp1,2 triliun dari Rp1,1 triliun pada kuartal I 2023 lalu. Kontribusi terbesar berasal dari bisnis penyewaan kendaraan untuk korporasi, yakni senilai 39 persen terhadap jumlah pendapatan perseroan. Lalu diikuti oleh Kinerja Bisnis jasa pengiriman, dengan kontribusi sebesar 31,78 persen. Yang disusul oleh bisnis kendaraan bekas, yang menyumbang pendapatan sebesar 17,43 persen.
"Di sisi lain, Cargoshare terus membuat kemajuan di bidang logistik B2B. Kami sangat bersemangat dengan kemajuan Anteraja yang bergerak menuju break-even dan semakin yakin akan profitabilitasnya di masa depan," kata Direktur Utama ASSA, Prodjo Sunarjanto dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (3/5).
Penurunan biaya produksi Anteraja
Seiring dengan pertumbuhan pendapatan, beban pokok pendapatan ASSA tercatat menurun dari Rp848,7 miliar menjadi Rp842,4 miliar pada kuartal I 2024. Efisiensi pada anak usaha Anteraja berperan krusial di balik capaian itu.
Prodjo melaporkan, Anteraja berhasil menurunkan biaya produksi (COGS) sebesar 22,2 persen (YoY). Hasilnya, ASSA meraih laba kotor Rp 339,5 miliar, meningkat 14,1% jika dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.
Lebih jauh, keberhasilan penghematan biaya operasional Anteraja juga berperan utama dalam mendorong laba operasional ASSA hingga tumbuh sebesar 45,5 persen (YoY) menjadi Rp 172,1 miliar pada periode ini. Anteraja sendiri pada periode ini telah sukses membalikkan keadaan, menjadi menghasilkan laba operasional sebesar Rp25,4 miliar, dari rugi bersih Rp34,7 miliar pada kuartal pertama 2023.
Sementara itu, unit bisnis penjualan kendaraan bekas membukukan pertumbuhan laba usaha sebesar 50,9 persen (YoY) menjadi Rp48,3 miliar. Kemudian, bisnis lelang dari anak usaha PT JBA Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba usaha sebesar 129,1 persen (YoY) menjadi Rp 26,9 miliar.
Satu lagi, unit bisnis ASSA di bidang penyedia solusi logistik terintegrasi B2B, Cargoshare mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 24,2 persen (YoY) menjadi Rp 71,7 miliar. Dalam hal ini, kontribusi dari pelanggan eksternal terhadap pendapatan terus meningkat menjadi 53,7 persen dari total pendapatan, dibandingkan kuartal I tahun 2023 yang sebesar 38,8 persen.
Dengan pertumbuhan kinerja di kuartal I, ASSA memutuskan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp1,3 triliun--Rp1,5 triliun pada 2024. Utamanya untuk melakukan pembaruan armada.