Lanjut Ekspansi Pusat Data, DCI Indonesia Bidik Bintan
Pembangunan pusat data Bintan DCII masuk tahap perencanaan.
Fortune Recap
- PT DCI Indonesia Tbk (DCII) akan mendirikan pusat data keempat di Bintan, Kepulauan Riau untuk mendukung ekspansi ke pasar internasional.
- Pusat data DCI-H3 Sky Bintan akan memiliki kapasitas sekitar 2.000-3.000 MW dan menggunakan energi baru terbarukan.
- Pada 2023, pendapatan DCII mencapai Rp1,31 triliun dengan laba bersih naik 39,9% menjadi Rp514 miliar.
Jakarta, FORTUNE - PT DCI Indonesia Tbk (DCII), emiten pusat data afiliasi Grup Salim, bersiap mendirikan pusat data keempat di Bintan, Kepulauan Riau guna menyokong Ekspansi ke pasar internasional.
Berdasarkan keterbukaan informasi di situs web Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (17/4), pembangunan pusat data DCI-H3 Sky Bintan sudah dalam tahap perencanaan. Pusat data itu akan memiliki kapasitas sekitar 2.000--3.000 megawatt (MW).
Pada 2023, DCII mengungkap bahwa ekspansi pusat data ke Bintan itu bertujuan membidik Singapura. Untuk itu, sumber energinya akan menggunakan energi baru-terbarukan sesuai standar global.
Saat ini, DCII telah memiliki tiga pusat data, yang mencakup DCI-H1 Cibitung, Kabupaten Bekasi; DCI-H2 Karawang; dan DCI-E1 Jakarta. Ketiganya sudah beroperasi. Secara kapasitas, pusat data-pusat data perseroan telah memiliki total kapasitas 83 MW per akhir 2023, naik dari 64 MW pada 2022.
Adapun, power uptime dari layanan pusat data DCII sudah mencapai 100 persen.
Kinerja bisnis DCI Indonesia pada 2023
Pada 2023, DCI Indonesia meraih pendapatan sebesar Rp1,31 triliun, tumbuh 25,1 persen (YoY) daru Rp1,04 triliun pada 2022. Segmen jasa kolokasi berkontribusi sebesar Rp1,23 triliun. Sisanya berasal dari pendapatan lain-lain.
Berdasarkan pelanggan, pendapatan terbesar DCII berasal dari pelanggan pihak ketiga, yakni Rp1,26 triliun. Sementara itu, pihak berelasi hanya menyumbang pendapatan sebesar Rp43,7 miliar.
Lebih lanjut, EBITDA perseroan juga bertumbuh 24,3 persen (YoY) dari Rp703 miliar menjadi Rp874 miliar pada periode yang sama, walau margin EBITDA-nya stagnan di 67 persen.
Untuk laba bersih, DCII membukukan pertumbuhan 39,9 persen (YoY) dari Rp368 miliar menjadi Rp514 miliar. Sementara itu, margin laba bersih perseroan naik dari 35 persen pada 2022, menjadi 39 persen pada 2023.
Dari segi pengeluaran, beban pokok pendapatan DCII naik 20,2 persen (YoY) dari Rp444,38 miliar menjadi Rp534,2 miliar.
Sementara itu, total aset perseroan mencapai Rp3,67 triliun pada 2023, naik dari Rp3,21 triliun pada 2022. Jumlah ekuitasnya juga naik dari Rp1,58 triliun menjadi Rp1,63 triliun.
Di sisi lain, liabilitas perseroan menurun dari Rp1,63 triliun pada 2022, menjadi Rp1,46 triliun pada 2023.