MARKET

Pasar Saham Indonesia Masih Perkasa, Apa Katalisnya?

IHSG menguat 8,43 persen selama perdagangan tahun ini.

Pasar Saham Indonesia Masih Perkasa, Apa Katalisnya?Shutterstock/ITTIGallery
21 April 2022

Jakarta, FORTUNE - Pasar saham Indonesia membukukan kinerja positif secara konsisten sepanjang 2022, saat pasar global melaju fluktuatif. Nah, apa saja katalis dan sentimen positif yang menopang tren penguatan yang terjadi di pasar domestik?

Mengutip Google Finance, IHSG terpantau telah menguat 8,43 persen selama perdagangan tahun ini. Pada awal tahun, indeks masih di level 6.665,31 tapi telah melesat ke 7.227,36 per Rabu (20/4). Lalu dibuka menguat 0,49 persen ke level 7.262,54, Kamis (21/4).

Pergerakan itu berlangsung di tengah berbagai sentimen global, dari kenaikan harga komoditas akibat perang Rusia-Ukraina, kebijakan agresif The Fed, hingga kasus Covid-19 di Cina yang kembali melonjak.

Menurut Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, itu terjadi karena saat ini Indonesia sedang dalam posisi sweet spot. Dus, pasar saham domestik pun menjadi atraktif dan masuk lagi ke radar para pemegang modal.

Lantas, apa saja faktor yang menjadi penunjang pergerakan IHSG sepanjang tahun macan ini berjalan?

Katalis pendorong kinerja IHSG pada awal 2022

Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

Samuel menjelaskan sejumlah katalis yang mendorong kinerja IHSG sejak kuarta pertama hingga awal kuartal kedua 2022, yakni:

  1. Secara makro, ekonomi Indonesia tengah dalam siklus pemulihan, yang menarik bagi pemegang modal pencari pertumbuhan di tengah tren normalisasi ekonomi global.
  2. Indonesia merupakan net eksportir komoditas yang berada di atas angin berkat lonjakan harga komoditas saat ini. Dus, pasar modal Tanah Air dianggap bisa menjadi tempat berlindung para investor global.
  3. Stabilitas nilai tukar Rupiah dan makroekonomi yang solid.
  4. Posisi Indonesia dan Asia Tenggara yang netral di tengah tensi geopolitik antara negara barat dengan Rusia meminimalisir risiko geopolitik terhadap Indonesia.

“Secara keseluruhan kami memandang positif outlook pasar Indonesia tahun ini didukung oleh bauran faktor pendukung dari pemulihan ekonomi domestik dan dinamika pasar global yang suportif bagi Indonesia,” imbuh Samuel dalam keterangannya, dikutip Kamis (21/4).

Suku bunga Bank Indonesia dan inflasi

Ilustrasi Bank Indonesia.
Shutterstock/Mezario

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.