Pasar Wait and See, IHSG Rawan Alami Koreksi
Pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan suku bunga.
Fortune Recap
- IHSG diprediksi terkoreksi setelah ditutup menguat 0,47 persen di level 7.336,74 pada kemarin sore.
- Analis Binaartha Sekuritas memproyeksikan IHSG melaju di rentang support 7.285 dan resisten 7.360.
- Head of Research Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG bergerak di kisaran support 7.275, pivot 7.350, dan resisten 7.375.
Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diprediksi terkoreksi pada Rabu (20/3), setelah ditutup menguat 0,47 persen di level 7.336,74 pada kemarin sore.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, IHSG bisa melanjutkan penguatannya menuju 7.380--7.400 karena kemarin mengalami rebound dan
masih berada di atas level 7.300.
"Meski demikian, pelemahan di bawah 7.300 mengisyaratkan
kelanjutan downtrend menuju 7.270," kata Ivan dalam riset harian kepada Fortune Indonesia.
Adapun, level support IHSG berada di 7.300, 7.238, dan 7.180. Sementara level resistennya di 7.380, 7.503, dan 7.607. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral.
Ia memproyeksikan IHSG melaju di rentang support 7.285 dan resisten 7.360. Saham-saham pilihannya hari ini, terdiri dari: ACES, INCO, INDF, MDKA, dan PGEO.
Di sisi lain, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memprediksi IHSG bergerak di kisaran support 7.275, pivot 7.350, dan resisten 7.375.
"IHSG diperkirakan terkonsolidasi dalam rentang 7.300-7.350. Penguatan Selasa (19/3) belum cukup signifikan untuk mengubah indikasi minor bearish dari death cross yang sempat terbentuk pada MACD di Jumat (15/3)," jelasnya dalam riset harian.
Selain faktor teknikal, peluang konsolidasi juga didasari oleh sikap wait and see pelaku pasar jelang pengumuman hasil FOMC pada 21 Maret 2024 dini hari WIB. Pasar di Indonesia juga mengharapkan petunjuk mengenai pemangkasan suku bunga acuan.
Lebih lanjut, perbaikan aktivitas ekonomi di Amerika Serikat (AS) akan berdampak positif pada perdagangan dunia. "Hal itu pada akhirnya memperbaiki kinerja ekspor Indonesia," kata Valdy.
Sentimen lain akan datang dari hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, yang akan dirilis pada 21 Maret 2024. BI diyakini masih menahan suku bunga acuan di level 6 persen.
Valdy mengatakan, "Pasalnya capital outflow masih terjadi di pasar SBN yang turut menekan nilai tukar rupiah, meski inflasi relatif stabil di bawah 3 persen (YoY)."
Dengan segala sentimen tersebut, maka Phintraco Sekuritas menyoroti saham-saham berikut ini pada perdagangan Rabu (20/3): JPFA, ICBP, BTPS, PTPP, CTRA, dan GJTL.