Pasien Swasta Naik, Laba Paruh I MIKA Tumbuh 32,2%
Selain itu, ada sejumlah katalis di balik pertumbuhan MIKA.
Fortune Recap
- MIKA mencatat laba bersih Rp645 miliar di paruh pertama 2024, naik 32,2% (YoY) dari Rp488 miliar.
- Laba kotor tumbuh 29,7%, margin laba kotor naik 4,1%, dan efisiensi beban operasional meningkat.
- Pendapatan MIKA naik 19,7% (YoY), didukung oleh kenaikan pasien non-BPJS dan ekspansi jaringan rumah sakit.
Jakarta, FORTUNE - Emiten rumah sakit, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) membukukan laba bersih senilai Rp645 miliar sepanjang paruh pertama 2024, melonjak 32,2 persen (YoY) dari Rp488 miliar.
Di balik kenaikan signifikan laba itu, ada pertumbuhan laba kotor sebesar 29,7 persen (YoY) dari Rp1,02 triliun menjadi Rp1,32 triliun. Begitu pula dengan margin laba kotor yang naik 4,1 persen pada paruh I 2024, menjadi 53,7 persen.
Selain itu, pertumbuhan laba MIKA juga ditopang oleh efisiensi beban operasional dan perbaikan kinerja profitabilitas dari tiga rumah sakit baru perseroan.
Kenaikan pendapatan dan efisiensi COGS pun jadi kunci peningkatan profitabilitas MIKA. Adapun, pendapatan perseroan naik 19,7 persen (YoY) dari Rp2,05 triliun menjadi Rp2,5 triliun pada periode semester I 2024. Apa saja katalisnya? Berikut ini ulasan informasinya.
Katalis pertumbuhan pendapatan MIKA
Selama enam bulan pertama 2024, volume pasien rawat inap dan hari rawat MIKA masing-masing naik 14,9 persen dan 14,6 persen. Sebagian besar berasal dari kenaikan pasien non-BPJS serta kontribusi dari tiga rumah sakit baru perseroan. Kunjungan pasien rawat jalan pun meningkat 7,2 persen (YoY).
Seiring dengan pertumbuhan pasien yang bukan pengguna BPJS itu, pendapatan pasien non-BPJS MIKA pun naik 24,0 persen (YoY). Lebih tinggi dari kenaikan pendapatan pasien JKN sebesar 0,5 persen (YoY). Dus, kontribusi pendapatan pasien swasta naik 2,9 persen (YoY) dari 82,0 persen pada paruh I 2023, menjadi 84,9 persen pada periode serupa di 2024.
Lebih lanjut, kenaikan rata-rata pendapatan rawat jalan per kunjungan (ARPOP) dan rata-rata pendapatan rawat inap per hari rawat (ARPID) MIKA juga sama-sama naik masing-masing 6,9 persen dan 6,7 persen (YoY). Itu berkat adanya kenaikan harga sejak Januari 2024 dan peningkatan intensitas dari layanan unggulan perseroan. Begitu pula dengan peningkatan volume pasien swasta yang lebih besar dibandingkan pasien JKN.
Ke depan, MIKA akan melanjutkan ekspansi jaringan. Pada Mei lalu saja, perseroan baru saja melaksanakan peletakan batu pertama untuk proyek rumah sakit ke-32 di Jawa Barat, yang targetnya akan beroperasi pada 2025.
Selain itu, perseroan juga tengah mendorong peningkatan layanan unggulan onkologi secara lebih kompleks di Mitra Keluarga Bekasi Timur.
Adapun, per semester I 2024, MIKA sudah memiliki tempat tidur operasional sebanyak 3.974, naik 6,5 persen (YoY). Sementara bed occupancy ratio-nya mencapai angka 62,9 persen.