Proyeksi IHSG April: Optimisme Stagnan, Mengapa Demikian?
Sejumlah sentimen negatif membayangi laju IHSG April 2024.
Fortune Recap
- Penurunan suku bunga yang belum terealisasi
- Nilai tukar rupiah tertekan
- Aturan perdagangan baru
- Kinerja IHSG 2024 proyeksi mencapai level 7.479, naik 5,35% dari Maret
- Target penguatan IHSG April adalah 0,82% atau mencapai level 7.438
- Sentimen positif dari kinerja kuartal pertama 2024 dan stabilnya kondisi politik pascapemilu
- Sektor-sektor penggerak utama IHSG April: finansial/keuangan, energi, dan consumer non-cyclicals
- Tingkat
Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diproyeksi dibayangi sejumlah sentimen negatif pada April 2024. Optimisme pelaku pasar pun relatif stagnan.
"Optimisme pelaku pasar relatif stagnan, mereka menantikan sentimen positif tambahan dari kinerja emiten pada 2024 dan kebijakan propasar," kata Ketua Umum Propami (Perkumpulan Profesi Pasar Modal), Aji Martono, dikutip Selasa.
Pada Selasa (4/2) saja, IHSG April dibuka melemah 0,08 persen di 7.199,12, dibandingkan harga saat penutupan perdagangan kemarin, yakni 7.205,06. Bahkan, koreksinya semakin dalam per pukul 09.40 WIB, yakni 0,30 persen.
Tak hanya itu, investor asing pun tercatat melakukan penjualan sebesar Rp1,52 triliun di seluruh pasar sepanjang perdagangan Senin (1/4).
Mengapa demikian? Berdasarkan CSA (Capital Sensitivity Analysis) Index April 2024, pelaku pasar masih belum terlalu optimistis terhadap kinerja IHSG saat ini. Bahkan cenderung menurunkan ekspektasi terhadap indeks. Hal itu terefleksi pada poin CSA Index April, yakni 65,8, lebih rendah dari poin pada Maret, yaitu 67,6.
Sentimen negatif IHSG April 2024
Adapun, sentimen negatif yang membayangi laju IHSG saat ini, antara lain:
- Penurunan suku bunga yang belum terealisasi
Menurut CSA Index oleh Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) dan CSA Institute, belum jelasnya waktu The Fed memangkas suku bunga berpeluang memperlambat perekonomian. Memang sudah ada sinyal ihwal potensi penurunan, tapi itu belum juga diwujudkan.
- Nilai tukar rupiah tertekan
Akibat sentimen pertama, nilai tukar rupiah pun tertekan. Kemarin saja, rupiah sempat terdepresiasi hingga nilainya mencapai Rp15.900 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sebab, kondisi perekonomian global yang melambat dan bertambahnya negara yang mengalami resesi atau berpotensi resesi meningkatkan kekhawatiran pasar.
- Aturan perdagangan baru
Selain itu, menurut CSA Institute dan AAEI, adanya peraturan perdagangan baru juga membuat pelaku pasar perlu menyesuaikan diri dengan mekanisme perdagangan baru.
Salah satu aturan perdagangan baru itu adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2024 yang mulai berlaku pada Maret 2024. Di dalamnya, ada poin-poin yang mengatur pelarangan terbatas impor bahan baku/penolong sejumlah industri.
"Untuk 12 bulan ke depan, CSA Index April 2024 mencatat angka 92,1, yang mana hasil ini juga mengalami penurunan dari sebelumnya di kisaran 97,3," jelas Aji.
Sentimen positif IHSG April
Kendati demikian, pelaku pasar masih yakin dengan kinerja IHSG hingga akhir tahun, dengan proyeksi IHSG 2024 mencapai level 7.479. Angka itu naik 5,35 persen dari posisi penutupan pada akhir Maret 2024, yakni 7.288,81.
Sementara itu, target penguatan IHSG April dari pelaku pasar adalah 0,82 persen atau mencapai level 7.438.
Target itu dilandasi oleh optimisme hasil positif dari kinerja kuartal pertama 2024 dan stabilnya kondisi politik pascapemilu.
Ditambah lagi dengan adanya outflow dari pasar SBN, yang membuka peluang masuknya aliran dana ke pasar saham.
Tingkat konsumsi selama bulan Ramadan juga merupakan salah satu sentimen positif bulan ini. Selain itu, diharapkan pelaku pasar juga meningkatkan aktivitas transaksinya pascabulan Ramadan. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja emiten di sektor consumer.
Dengan sentimen-sentimen itu, sektor-sektor yang diprediksi akan jadi penggerak utama IHSG April 2024, yakni: finansial atau keuangan, energi, dan consumer non-cyclicals.