Proyeksi Target IHSG 2023: Optimis tapi Tetap Hati-Hati
Berapa proyeksi target IHSG 2023 dari analis?
Jakarta, FORTUNE – Samuel Sekuritas memangkas target proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2023 dari 8.300 menjadi 7.700, walau menilai valuasinya masih cukup menarik. Mengapa?
Analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi menjelaskan, walau IHSG kini diperdagangkan pada forward rasio price to earning (P/E) 11,1 kali, valuasinya masih lebih tinggi daripada sejumlah indeks lain di Asia Tenggara. “Sehingga pasar membutuhkan katalis untuk re-rate,” tulisnya dalam riset, Jumat (23/12).
Menurutnya, saham-saham berfundamental dan berprospek laba kuat akan mengungguli performa IHSG. Tapi, ia yakin IHSG akan bisa mencatatkan pertumbuhan EPS kuat hingga penghujung 2022, dengan estimasi 34,7 persen. Sebelum diproyeksi turun menjadi 7,5 persen pada 2023.
Penopang utama kenaikan EPS tahun depan adalah sektor perbankan, dengan perkiraan pertumbuhan EPS 14,2 persen. Sektor konsumen dan semen berpotensi pulih setelah terkoreksi pada 2022.
Di sisi lain, Mirae Aset Sekuritas Indonesia memproyeksikan IHSG mencapai 7.880 pada akhir 2023, 11 persen lebih tinggi dari level per 30 November, 7.081. Katalisnya meliputi pertumbuhan laba dan preferensi investor ke kelas aset ekuitas negara berkembang.
Head of Investment Research Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya menyebut, skenario perkiraan itu mengasumsikan pertumbuhan laba IHSG 2023 sebesar 9,0 persen (YoY) dan target rasio price to earning 14,5 kali. Itu didukung oleh potensi kenaikan daya beli jelang pemilu.
“Pemilihan umum 2024, dari presiden, DPR, pemerintah daerah, ini supermasif mendorong daya beli masyarakat bawah,” katanya (5/12).
Sementara itu, Head of Equity Research BCA Sekuritas, Christopher Andre Benas, masih optimistis dengan tahun 2023. Salah satu katalisnya, fundamental perekonomian Indonesia yang kuat. Pada kuartal ketiga 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mencapai 5,72 persen (YoY).
“Jadi mestinya indeks [IHSG] seharusnya berada di atas level yang lebih tinggi dari saat ini,” katanya kepada Fortune Indonesia. “Target indeks saya sih 7.900 ya di akhir 2023.”
Potensi tantangan pasar
Pelaku pasar mesti waspada dengan tangan di tahun depan. Sebab, menurut Prasetya, ada potensi arus keluar dana investor asing akibat pengetatan kebijakan moneter guna menahan tekanan inflasi. Lalu, ada risiko lain seperti beralihnya investor global ke pasar yang berkinerja buruk tahun ini.
“Seperti Cina, mengingat mereka berpotensi meninggalkan kebijakan nol Covid dan mengalami pemulihan di sektor properti, yang akan mendongkrak pertumbuhan PDB-nya pada 2023,” tulisnya.
Ia menilai, investor terlalu optimistis terkait pembukaan kembali dan pemulihan ekonomi Cina. Sebab, Samuel Sekuritas yakin itu akan berjalan bertahap. Dus, penduduk Cina memerlukan waktu untuk memulihkan daya beli setelah krisis karena pandemi dan kebijakan daya beli.