Rogoh US$206 Juta, Harum Energy Beli Smelter Nikel Weda Bay
Harum Energy akuisisi saham baru PT Blue Sparking Energy.
Fortune Recap
- PT Harum Energy Tbk akuisisi saham baru PT Blue Sparking Energy (BSE) senilai US$206 juta.
- BSE menerbitkan 1,04 juta saham baru untuk konversi utangnya kepada THN menjadi 51 persen saham dengan nilai setara US$206,17 juta.
- Transaksi ini bagian dari diversifikasi HRUM ke sektor nikel dan akan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan di masa depan.
Jakarta, FORTUNE - PT Harum Energy Tbk melalui entitas anaknya, PT Tanito Harum Nickel Industry (THN), selesai mengAkuisisi saham baru milik smelter nikel bernama PT Blue Sparking Energy (BSE). Nilai transaksinya mencapai US$206 juta.
Adapun, BSE menerbitkan 1,04 juta saham baru untuk melaksanakan konversi sebagian utangnya kepada THN menjadi 51 persen saham, dengan nilai setara US$206,17 juta.
Sebelumnya, 99,99 persen saham BSE dikuasai oleh Tanjung Development Investment Pte. Ltd. (TDI) dan 0,1 persen dimiliki oleh J&L International Investment Limited. Setelah transaksi, kepemilikan TDI di BSE pun berkurang menjadi 49 persen.
Transaksi yang dilakukan pada 27 Maret ini adalah bagian dari langkah diversifikasi HRUM ke sektor nikel, yang sudah digencarkan sejak 2020.
"Dari segi keragaman produk, setelah BSE mulai beroperasi komersial, maka HRUM akan mampu menghasilkan nickel-cobalt hydroxide intermediate product (Mixed Hydroxide Precipitate) yang diharap bisa membuka pasar baru dan memberi nilai tambah lebih baik dari produk nikel produksi smelter anak usaha perseroan saat ini," jelas Direktur Utama Harum Energy, Ray A. Gunara dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (3/4).
Proyek BSE yang ditargetkan beroperasi di 2026
Saat ini, BSE sedang mengembangkan proyek High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Indonesia Weda Bay Industrial Park, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.
Lebih lanjut, proyek itu didesain menghasilkan nikel MHP dengan kapasitas terpasang tahunan 67.000 ton setara nikel dan 7.500 ton kobalt, yang mencakup dengan fasilitas dan infrastruktur pendukung.
"Saat ini proyek BSE berada dalam tahapan konstruksi dan ditargetkan dapat memulai operasi komersial pada awal tahun 2026," kata Ray lagi.
Dari segi keuangan, dengan selesainya akuisisi itu, laporan keuangan BSE sebagai entitas anak akan dikonsolidasikan ke laporan keuangan HRUM per tanggal transaksi hingga ke depannya. Dus, hal itu akan membuat kontribusi kinerja keuangan BSE terefleksi dalam laporan keuangan Harum Energy.
Di awal perdagangan Rabu ini, saham HRUM naik 4,21 persen ke harga Rp1.485. Di akhir perdagangan sesi I, sahamnya tercatat menguat 5,26 persen ke harga Rp1.500. Volume transaksinya mencapai 41,8 juta saham. Sementara itu, nilai transaksinya berjumlah Rp62,7 miliar, dengan frekuensi transaksi 7.000 kali.