Saham Big Banks Tertekan, Harga BMRI Terkoreksi 10%!
IDXFINANCE juga terkoreksi sepanjang perdagangan 2 Mei.
Fortune Recap
- Saham bank raksasa, termasuk Bank Mandiri (BMRI), jatuh hingga 10 persen pada Kamis.
- Volume transaksi BMRI mencapai 383 juta saham dengan nilai Rp2,44 triliun dan frekuensi 91.300 kali.
- Indeks sektor keuangan IDXFINANCE turun 2,86 persen dengan hanya 9 saham yang menguat.
Jakarta, FORTUNE - Saham sejumlah bank raksasa atau big caps rontok pada Kamis (5/2). Salah satu yang harganya anjlok adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan tingkat koreksi yang sempat mencapai 10 persen.
BMRI merupakan bank raksasa yang harganya tertekan paling dalam hari ini. Koreksi paling parah terjadi mendekati pukul 14.00 WIB.
Namun, penurunan harga BMRI telah sedikit membaik. Pada pukul 14.58 WIB, BMRI tercatat melemah 9,06 persen ke harga Rp6.275 per saham.
Data IDX Mobile menunjukkan, volume transaksi BMRI berjumlah 383 juta saham, dengan nilai transaksi Rp2,44 triliun dan frekuensi transaksi 91.300 kali.
Salah satu penyebabnya adalah melemahnya indeks keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Kamis pukul 14.56 WIB, indeks sektor keuangan atau IDXFINANCE telah terkoreksi 2,86 persen. Ada 60 saham menurun dan 36 saham tak bergerak. Sementara itu, hanya ada 9 saham yang menguat di IDXFINANCE.
Kinerja Bank Mandiri (BMRI) di kuartal I 2024
Dari sisi kinerja kuartal I 2024, Bank Mandiri melaporkan kenaikan penyaluran kredit konsolidasi sebesar 19,1 persen (YoY) menjadi Rp1.435 triliun. Angka pertumbuhan itu melampaui industri, yang hanya naik 12,4 persen (YoY) pada kuartal yang sama.
Kendati penyaluran kredit naik dua digit, rasio non-performing loan (NPL) gross bank only BMRI masih berada di level 1,02 persen per Maret 2024, turun dari 1,7 persen pada periode serupa di 2023.
Di samping itu, Bank Mandiri juga prudent dan konservatif dalam menetapkan pencadangan kredit, yang tercermin pada coverage ratio bank only yang berada di level 368 persen.
Perbaikan dari sisi kualitas kredit tersebut juga tercermin dari biaya kredit atau cost of credit (CoC) yang terjaga di level rendah yakni 0,99 persen per akhir Maret 2024.
“Dalam mendorong penyaluran kredit, kami akan melanjutkan strategi yang telah kami jalankan selama beberapa tahun terakhir yaitu penguatan core competence Bank Mandiri di segmen wholesale dan meningkatkan pertumbuhan segmen retail dengan pendekatan value chain yang berbasis ekosistem serta fokus pada sektor unggulan di wilayah Indonesia,” jelas Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, dikutip Kamis.
Selaras dengan implementasi strategi bisnis yang konsisten disertai dengan optimalisasi saluran digital, Bank Mandiri pun mencetak laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp12,7 triliun di kuartal I 2024, tumbuh 1,13 persen (YoY).