Sisa 4 Bulan, Ini Rapor Realisasi Target Pasar Modal di 2024
Ada inovasi produk dan kebijakan baru yang siap dirilis.
Fortune Recap
- Jumlah investor pasar modal tumbuh 64,19% dari target peningkatan SID sepanjang 2024
- RNTH pasar modal mencapai Rp11,8 triliun per hari dari target Rp12,25 triliun dengan fluktuasi yang signifikan
- BEI tengah menyiapkan aturan turunan terkait transaksi short selling untuk meningkatkan transaksi perdagangan
Jakarta, FORTUNE - Tahun 2024 tersisa setidaknya empat bulan lagi. Target-target di pasar modal pun menanti untuk direalisasikan.
Sampai dengan 9 Agustus 2024, SID di pasar modal bertumbuh 1,28 juta atau 64,19 persen dari target peningkatan SID sepanjang 2024, yakni 2 juta. Itu membuat investor pasar modal berjumlah 13,45 juta, dari 12,17 juta pada akhir 2024
"Artinya masih ada PR untuk menambah 700.000 lagi SID di tahun ini. Mudah-mudahan, kami minimal bisa mencapai angka 2 juga [penambahan investor] di 2024, harapannya mungkin lebih dari itu," kata Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Samsul Hidayat dalam Konferensi Pers 47 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Senin (12/8) di Bursa Efek Infonesia (BEI).
Dari segi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), realisasi targetnya sudah mencapai 96,32 persen, yakni Rp11,8 triliun per hari dari target Rp12,25 triliun. Sebelumnya, pada awal tahun, RNTH pasar modal mencapai sekitar Rp10 triliun per hari. Lalu, beberapa hari belakangan, angkanya sudah menyentuh lebih dari Rp12 triliun per hari.
"Namun dalam dua bulan ini, kembali ke Rp10 triliunan per bulan. Ini sangat fluktuatif, tapi kami percaya, sesuai master plan BEI, kami akan terus perhatikan berbagai rilis insrumen baru serta kebijakan yang diharapkan bisa berdampak terhadap likuiditas bagi perdagangan," jelas Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam kesempatan yang sama.
Untuk pencatatan efek, sudah ada 34 saham baru, 97 emisi obligasi, dan 1 ETF baru yang melantai di bursa. Total dana IPO yang dihimpun sendiri mencapai Rp5,15 triliun, dengan 28 calon emiten di pipeline IPO saham.
Inovasi produk dan kebijakan di pasar modal selama 2024
Ke depan, BEI tengah menyiapkan aturan turunan terkait transaksi Short Selling sebagai tindak lanjut POJK No. 6 Tahun 2024. Targetnya, kebijakan itu akan diimplementasikan pada kuartal IV 2024.
Secara paralel, saat ini ada 19 Anggota Bursa (AB) yang sudah menunjukkan minat menjadi AB dengan lisensi transaksi short selling. "Kami sedang lakukan pendampingan bagi mereka," kata Iman.
Berdasarkan studi terhadap sejumlah bursa di Asia, seperti Malaysia, Thailand, dan Hong Kong, short selling disebut bisa meningkatkan transaksi perdagangan sekitar 2–17 persen. BEI sendiri mengharapkan kenaikan transaksi di rentang 2–3 persen pada tahap awal implementasi short selling. Yang mana, pada tahap pengenalan, BEI akan memulai dengan mekanisme intraday short selling.
Direktur Utama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Iding Pardi menjelaskan, jika nanti implementasi sudah dilakukan secara penuh, maka perlu adanya Pinjam Meminjam Efek (PME) yang efektif. Itu demi mengelola risiko dari transaksi tersebut.
"Karena pada dasarnya, short sellingitu ada tidak efek yang siap dipinjam? Karena kalau mereka kemudian melakukan short, harus melakukan call, mereka harus pinjam dulu kan," jelas Iding.
Adapun, BEI melakukan peluncuran awal (soft launch) produk Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau Single Stock Futures (SSF) pada 12 Agustus 2024. Itu adalah salah satu produk derivatif baru di pasar modal, yang menggunakan underlying saham dari Indeks LQ45 seperti BBRI, BBCA, ASII, TLKM, dan MDKA.