Transaksi Bursa CPO Masih Sepi, Bappepti Lakukan Ini
Bappepti sesuaikan unit perdagangan di Bursa CPO.
Jakarta, FORTUNE - Transaksi Bursa CPO Indonesia masih belum sesuai ekspektasi setelah aktif sejak 20 Oktober 2023. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pun terus melakukan evaluasi, termasuk menyesuaikan satuan unit perdagangan.
Kepala Bappebti Tahun 2022-2023, Didid Noordiatmoko mengatakan, bursa CPO masih berada dalam masa inkubasi, yang mana masih membutuhkan perhatian lebih.
"Dalam seminggu ini, Bappebti sudah melakukan perbaikan peraturan tata tertib (PTT) bursa, supaya ini berjalan lebih baik lagi. Tak menunggu laporan saja tapi terjun langsung," ujar Didid ketika ditemui di Gedung Bappebti, Rabu (1/11). "Tanggal 20 Oktober sampai sekarang sudah hampir 2 minggu, transaksinya relatif tak baik. Itu tentu akan kami pantau terus, akan kami perbaiki."
Salah satu yang disesuaikan dalam PTT adalah satuan unit perdagangan untuk perdagangan derivatif, dari 10 ton per 1 lot menjadi 5 ton.
"ICDX sudah menjalankan yang derivatif, disesuaikan mengakomodir supaya bisa bertransaksi dan tak terlalu besar. Agar makin banyak transaksi baik dari spot maupun derivatif juga," kata Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti, Tirta Karma Senjaya di kesempatan yang sama.
Transaksi yang dibutuhkan untuk membentuk price reference
Adapun, data produksi CPO pada 2022, yakni 48 juta ton. Yang mana 24 juta ton untuk kebutuhan perdagangan dalam negeri. Jika mengacu pada data tersebut, maka untuk membentuk price reference, harus ada sekitar 10-20 persen transaksi yang diperdagangkan di bursa atau sekitar 2,4 juta ton.
"Nah itu baru kredibel. Kami akan diskusi lagi dengan ahlinya berapa sih supaya valid menjadi price reference," jelas Didid.
Sebelumnya, Bappebti mengharapkan untuk bisa memperoleh price reference pada kuartal pertama 2024.Itu berarti harga di bursa CPO telah kredibel, yang hanya bisa diraih apabila volumenya sudah cukup dan harga tak terlalu fluktuatif.
Proses inkubasi Bursa CPO akan berjalan sampai dengan Desember 2023. Selama masa itu, diharapkan bisa memperoleh rangkaian data transaksi dan rangkaian harga. Karena saat ini, penghitungan HPE (harga patokan ekspor) di ICDX, selaku penyelenggara Bursa CPO, masih ada bobot dari Bursa CPO Rotterdam dan Malaysia (MDX).
"Jika inkubasi data yang spot dan derivatif bisa dikumpuljan dan cukup harapannya setelah akhir tahun mungkin untuk perhitungan HPE sudah tak pakai lagi dari Rotterdam dan MDX, cukup dari ICDX saja," kata Tirta.