Ancam Mogok Kerja 2 Hari, KSPI Tolak Wacana PPN 12 Persen

Dianggap akan memperberat beban hidup masyarakat kecil.

Ancam Mogok Kerja 2 Hari, KSPI Tolak Wacana PPN 12 Persen
Sejumlah buruh berjalan sambil membawa bendera saat berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (24/10). ANTARA FOTO/Fauzan
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • KSPI mengancam akan menggelar aksi mogok nasional jika kebijakan ini tetap dilanjutkan.
  • Kenaikan PPN dianggap akan memperburuk kesejahteraan buruh dan memperdalam kesenjangan sosial.

Jakarta, FORTUNE - Rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025 menuai penolakan keras dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Organisasi Buruh tersebut menyatakan bahwa kebijakan ini akan memperberat beban hidup masyarakat kecil, terutama buruh, di tengah kenaikan upah yang dianggap tidak memadai.

Presiden KSPI, Said Iqbal, bahkan mengancam akan menggelar aksi mogok nasional jika pemerintah tetap melanjutkan rencana ini.

Menurutnya, Kenaikan PPN akan berdampak langsung pada lonjakan harga barang dan jasa, sehingga daya beli masyarakat terancam kian merosot.

"Kenaikan PPN menjadi 12 persen di tengah kenaikan upah minimum yang hanya 1-3 persen akan semakin memperburuk kesejahteraan buruh. Daya beli turun, roda ekonomi melambat, dan ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) semakin nyata," kata Said dalam keterangannya yang dikutip Rabu (20/11).

Dia mengatakan bahwa selain mengurangi daya beli, kebijakan ini bakal memperlebar jurang kesenjangan sosial. Dengan beban pajak yang meningkat, masyarakat kecil harus mengalokasikan lebih banyak penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dasar, tanpa ada peningkatan signifikan dalam pendapatan.

"Bagi rakyat kecil, kenaikan ini mirip dengan kebijakan kolonial. Hanya menguntungkan segelintir pihak, sementara mayoritas semakin tertekan. Ini akan menambah ketimpangan sosial yang sudah buruk," ujarnya.

KSPI memandang kebijakan ini bertolak belakang dengan upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Sebaliknya, kebijakan ini dinilai justru melemahkan pasar dan mengancam keberlanjutan bisnis, terutama sektor yang bergantung pada konsumsi domestik.

Ancaman mogok nasional

Untuk merespons kebijakan tersebut, KSPI dan Partai Buruh menyampaikan empat tuntutan kepada pemerintah.

Pertama, menaikkan upah minimum 2025 sebesar 8-10 persen guna menjaga daya beli masyarakat. Kedua, menetapkan upah minimum sektoral yang relevan dengan kebutuhan masing-masing sektor.

Ketiga, membatalkan kenaikan PPN menjadi 12 persen. Terakhir, meningkatkan rasio pajak tanpa membebani masyarakat kecil, melainkan dengan memperluas basis wajib pajak dan meningkatkan penagihan pajak dari korporasi besar serta individu kaya.

Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, KSPI mengancam akan menggelar aksi mogok nasional.

"Kami akan menghentikan produksi...antara 19 November hingga 24 Desember 2024. Aksi ini melibatkan 5 juta buruh dari berbagai sektor di seluruh Indonesia," kata Said.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers