NEWS

Mengenal Aksi Boycoot, Divestment, Sanctions (BDS), Dukungan Palestina

BDS adalah aksi tanpa kekerasan.

Mengenal Aksi Boycoot, Divestment, Sanctions (BDS), Dukungan PalestinaIlustrasi Israel-Palestina. (Doc: 123rf/luzitanija)
02 November 2023

Jakarta, FORTUNE – Konflik Israel dan Hamas kian memanas, bahkan mengorbankan banyak nilai kemanusiaan. Seruan untuk memboikot Israel dan sejumlah merek produk asal negara itupun miliki terus menggema, sebagai salah satu bentuk dukungan bagi Palestina yang terstruktur misalnya melalui Boycott, Divestment, Sanctions (BDS).

Mengutip laman BDSMovement, BDS adalah sebuah gerakan tanpa kekerasan untuk kebebasan, keadilan, dan kesetaraan yang dilakukan oleh warga Palestina. Secara umum, BDS menjunjung tinggi prinsip sederhana, yakni bahwa warga Palestina memiliki hak yang sama seperti umat manusia lainnya.

BDS terinspirasi dan menginspirasi banyak perlawanan rakyat Palestina selama beberapa dekade belakangan. Bahkan, BDS juga mengakui bahwa mereka juga terinpirasi oleh berbagai gerakan perjuangan di seluruh dunia, seperti anti-apartheid di Afrika Selatan, gerakan Hak-Hak Sipil AS, dan banyak lainnya. Untuk lebih memahami BDS, berikut ini Fortune Indonesia akan mengulasnya secara lebih mendalam.

Tujuan

Dalam gerakannya, BDS banyak melakukan kampanye tanpa kekerasan yang bertujuan untuk mendelegitimasi dan menekan Israel, melalui isolasi diplomatik, keuangan, profesional, akademik dan budaya terhadap Israel, individu Israel, lembaga-lembaga Israel.

Hal ini menginspirasi warga Palestina dan pendukung hak-hak Palestina di seluruh dunia untuk mengungkapkan kebenaran kepada pihak yang berkuasa, untuk menantang struktur kekuasaan yang hegemonik dan rasis, serta menegaskan bahwa hak-hak Palestina harus dihormati dan dilaksanakan.

Gerakan BDS menegaskan bahwa kebijakan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dan bahkan beberapa di Jalur Hijau, serupa dengan kebijakan apartheid di Afrika Selatan. Oleh sebab itu, aksi boikot dan isolasi yang sama seperti halnya di Afrika Selatan, perlu digunakan untuk memaksa Israel mengubah kebijakannya terhadap Palestina.

Boikot, divestasi, dan sanksi

Kampanye BDS sering kali berfokus pada seruan boikot yang melibatkan penarikan dukungan terhadap produk, profesional, dan asosiasi profesional Israel. Sementara, tuntutan divestasi juga dilakukan untuk mendesak bank, dewan lokal, gereja, dana pensiun dan universitas dalam menarik investasi dari Israel dan semua perusahaan Israel.

Adapun, kampanye sanksi dilakukan untuk menekan pemerintah agar memenuhi kewajiban hukum mereka dalam mengakhiri praktek apartheid Israel, bukannya membantu atau memeliharanya.

Beberapa hal yang mereka tekankan soal ini, antara lain memaksa pemerintah di negara-negara dunia untuk melarang bisnis di pemukiman ilegal Israel, mengakhiri perdagangan militer dan perjanjian perdagangan bebas, serta menangguhkan keanggotaan Israel di forum internasional seperti badan-badan PBB atau FIFA.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.