Cognitive Behavioral Therapy Untuk Atasi Stres Kerja dan Prosedurnya
Memperbaiki proses kognitif dan perilaku yang buat stres.
Jakarta, FORTUNE – Dalam dunia Kerja, kondisi Stres merupakan hal yang biasa terjadi dan hindari para pekerja dengan bermacam-macam penyebab. Untuk mengatasinya, terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT) bisa dilakukan.
Menurut hellosehat, CBT adalah salah satu jenis psikoterapi yang bertujuan untuk memperbaiki proses pola pikir (kognitif) dan perilaku Anda, dengan menggali penyebab dari kondisi yang dialaminya.
Biasanya hal ini dilakukan oleh para terapis atau psikolog dengan metode tatap muka, dan setelah pokok penyebab stres ditemukan, pasien akan diajak untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang salah.
Tak hanya mengubah pola pikir, pasien stres juga akan diajarkan perilaku baru yang lebih berguna untuk mengalihkan stres, seperti olahraga, menulis buku harian, atau menarik napas sedalam mungkin dan menghembuskannya perlahan.
CBT diyakini bisa menjadi solusi untuk memitigasi berbagai kondisi stres yang kerap dialami oleh para pekerja, mulai dari depresi, gangguan kecemasan, kecanduan, trauma, gangguan tidur, kesedihan mendalam, sampai dengan kepribadian ganda dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
CBT memiliki keunggulan karena fokus pada satu masalah tertentu, terstruktur, mengarah pada satu tujuan yang spesifik, bersifat diskusi, dan biasanya tidak memakan waktu lama.
Namun, metode ini juga memiliki kekurangan, seperti butuh komitmen yang kuat dari pasien, sehingga dinilai kurang efektif pada pasien dengan masalah lebih dari satu, serta tidak mendalami kejadian di masa lalu yang mempengaruhi pasien.
Prosedur yang dilakukan
Dalam sesi CBT, biasanya terapis akan meminta Anda untuk menceritakan keluhan yang dirasakan pasien. Tidak perlu khawatir untuk mengungkapkannya sejujur mungkin, karena terapis wajib untuk menjaga kerahasiaan kisah pasien dan tidak boleh menghakimi apa yang diungkapkan.
Berikut ini adalah prosedur umum yang dilakukan dalam terapi CBT:
- Mencari tahu akar permasalahan
Hal ini biasa dilakukan terapis di awal terapi, dengan meminta pasien menceritakan keluhan yang dirasakan, misalnya kecanduan alkohol, insomnia, kegagalan dalam hubungan, atau amarah yang meledak-ledak. Dalam tahap ini, terapis juga akan mengajak pasien untuk bersama-sama menentukan akar masalah yang ingin diselesaikan, termasuk tujuan akhir yang ingin dicapai. - Menyadari perasaan dan pikiran yang muncul
Tahap selanjutnya, pasien akan diminta untuk menceritakan perasaan atau pikiran yang muncul ketika terjadi suatu masalah. Misalnya, pasien mungkin merasa lega jika mabuk minuman alkohol semalaman, karena percaya bahwa minuman beralkohol bisa membantu melupakan masalah dan stres. Pasien juga akan diminta untuk mencatat perasaan dan pikiran yang muncul dalam jurnal. - Mengelola pola pikir yang salah atau negatif
Berikutnya, terapis akan membantu pasien menyadari bahwa mereka terjebak pola pikir salah, lalu mengajak untuk membandingkannya dengan situasi yang berbeda. Dalam tahapan ini, pasien harus benar-benar memperhatikan reaksi fisik, emosional, dan psikologis yang muncul ketika tidak sedang berkutat dengan masalah tersebut. - Membentuk ulang pola pikir yang salah atau negatif
Pasien akan diajak untuk menilai apakah pola pikir dan cara pandang terhadap suatu kondisi didasarkan oleh akal sehat atau justru oleh pandangan yang keliru. Pada akhirnya, pasien akan diajak memahami letak kekeliruan dalam pola pikir. Lalu, terapis akan membantu menanamkan pola pikir yang lebih baik secara bertahap, agar pasien bisa mengendalikan pola pikir dan perilaku saat masalah muncul.
Demikianlah beberapa informasi tentang Cognitive Behavioral Therapy yang biasa diterapkan pada pasien yang mengalami stres dalam pekerjaannya dan tidak mampu untuk mengelola stres.