Dampak Ekonomi MotoGP Mandalika 2023 Diproyeksikan Rp3,5 Triliun
Harus bisa bermanfaat bagi negara dan masyarakat sekitarnya.
Jakarta, FORTUNE – Lomba balap motor tingkat dunia, MotoGP akan kembali digelar di sirkuit Mandalika 13-15 Oktober 2023. Ajang tersebut diproyeksikan dapat berdampak terhadap perekonomian sekitar Rp3,5 triliun, baik pada negara maupun masyarakat sekitar di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan perhelatan kedua MotoGP di Sirkuit Mandalika ini akan sangat menarik, karena persaingan antarpembalap yang cukup ketat. “Ini yang kami harapkan bisa mendapat perhatian luar biasa tak hanya di Indonesia tapi juga dunia dan secara kawasan perhelatan MotoGP ini tentunya sangat menarik,” ujar Sandiaga dalam konferensi pers usai rapat terbatas, Rabu (4/10).
Sebelumnya, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandi Satria, mengatakan tiket perhelatan MotoGP Mandalika 2023 sudah terjual lebihd ari 60 persen. “Terakhir kemarin kami melihat sudah di atas 60 persen. Detailnya akan kami bagikan nanti. Tetapi, untuk kategori Royal sudah penuh dengan kategori Deluxe sudah menyentuh 75 persen,” katanya kepada media, Selasa (3/10).
MotoGP Mandalika akan menjadi seri ke-15 MotoGP 2023. Harga tiket MotoGP Mandalika 2023 dibanderol mulai Rp200 ribu hingga Rp20 juta, dengan kategori mulai dari General Admission, Regular Grandstand, Premium Grandstand, Premiere Class, dan Deluxe Class. MGPA sebagai promotor MotoGP Mandalika menargetkan 80 ribu penonton akan hadir di Sirkuit Mandalika.
Tourism fund
Sejalan dengan target mena pariwisata berkualitas Sandiaga mengatakan bahwa Presiden Jokowi sempat meminta tourism fund atau dana pariwisata segera dirumuskan. Hal ini akan menggunakan pendekatan tata kelola yang baik dan difokuskan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas serta hijau dan mengutamakan kekuatan budaya nusantara.
“Jadi sumber pendanaannya ini nanti akan ditelaah sehingga governance-nya terjaga tapi tidak akan membebani juga APBN terlalu besar, maupun tidak akan membebani juga wisatawan," katanya.
Pihaknya akan mencari titik keseimbangan baru dengan memperhatikan aspek berkelanjutan, dan akan menambah kualitas sektor pariwisata. Dalam waktu dekat akan diputuskan, pihak mana saja yang akan mengelola tourism fund tersebut.
“Ini akan difinalkan pengelolaannya apakah sudah akan dibentuk di bawah BUMN yang sudah ada yaitu InJourney atau lembaga-lembaga yang sudah ada seperti lembaga pengelola dana yang ada di bawah Kementerian Keuangan,” katanya.