Dirut Bio Farma: Holding Farmasi dan Rumah Sakit Akan Jadi Satu Atap
Kolaborasi penting dalam ekosistem kesehatan terintegrasi.
Jakarta, FORTUNE – Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, mengatakan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi akan terintegrasi menjadi satu atap dengan Holding BUMN Rumah Sakit, termasuk layanan asuransi.
Langkah tersebut untuk membangun ekosistem kesehatan nasional dan mendukung aksesibilitas kesehatan bagi masyarakat luas.
“Farmasi ini kan supply side, sementara rumah sakit itu demand side, pada saat kita bisa mengintegrasikan supply dan demand side, itu value-nya sangat banyak. Insyaallah, kita bisa mewujudkan tiga hal, mulai dari availability, accessibility, dan affordability (bagi kesehatan masyarakat),” ujarnya dalam sesi ‘Levelling Access to Healthcare Nationwide Economically’, Investor Daily Summit 2022, Rabu (12/10).
Dalam beberapa tahun ke depan, Kementerian BUMN yang membidangi sektor kesehatan akan mulai mengelola integrasi ekosistem tersebut sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat jugadapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang end to end, seamless, dengan pengalaman layanan yang lebih bagus.
Pentingnya kolaborasi
Honesti mengatakan bahwa untuk mewujudkan sebuah ekosistem kesehatan masa depan yang terintegrasi, diperlukan kolaborasi pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri. “Sehingga yang terjadi itu bukan fighting each other, tapi complementary, kita saling mengisi dan terintegrasi,” katanya.
Ia meyakini bahwa tidak ada satu pihak pun yang bisa berjalan sendiri, terutama dalam membangun ekosistem kesehatan masyarakat yang berkualitas. Transformasi bidang kesehatan menurutnya harus berjalan secara berkelanjutan, baik dari segi manfaat maupun ekonomis.
Kompleksitas sektor kesehatan
Head of Strategy and Business Effectiveness Siloam Hospital Group, Charles Wonsono, mengungkapkan pentingnya integrasi dan kerja sama, terlebih layanan kesehatan adalah sektor yang kompleks.
Charles mencontohkan, pengalaman Siloam yang menyediakan alat cuci darah (hemodialisa) namun tidak terpakai, padahal kebutuhan di masyarakat ada. Pada titik ini, Siloam pun bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam mengedukasi masyarakat tentang penggunaan alat tersebut.
“Kalau rumah sakit swasta itu hanya berdiri sendiri, rumah sakit pemerintah berdiri sendiri, tanpa sinergi, kita tidak akan bisa memajukan kesehatan di suatu wilayah,” ujarnya.
Harus makin kuat dalam ketidakpastian
Direktur Perencanaan, Pengembangan, dan Manajemen Risiko, BPJS Kesehatan, Mahlil Ruby, menyampaikan bahwa kolaborasi dan integrasi harus bisa semakin kuat, di atas kepentingan untuk berkompetisi. “Kemudian kita harus terus berinovasi sebagai jawaban kita atas adanya perubahan zaman yang mesti kita jaga secara berkelanjutan,” katanya.
Selain itu, kata Mahlil, di dalam ketidakpastian global, kepercayaan dari masyarakat juga harus terus dijaga sebagai sebuah investasi penting yang dapat menjamin efektivitas dari ekosistem kesehatan masyarakat.