Ketidakpastian Global, Jokowi Beberkan 3 Kondisi yang Harus Diwaspadai
Waspada soal Ekspor, investasi, dan konsumsi rumah tangga.
Jakarta, FORTUNE – Dunia bersiap menghadapi tahun 2023 yang diprediksi sebagian kalangan masih penuh dengan ketidakpastian global. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para tamu yang hadir dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 untuk tetap waspada dan hati-hati, terutama tentang tiga hal ini.
Ekspor, investasi, dan konsumsi rumah tangga, adalah tiga hal yang harus diwaspadai dan disoroti tahun depan, di saat kondisi dunia bisa berubah cepat tanpa terprediksi sebelumnya.
"Situasi globalnya memang confirmed betul-betul memang tidak pasti. Sulit dihitung, sulit diprediksi, sehingga kebijakan itu betul-betul hati-hati. Jangan sampai mengganggu investasi, jangan sampai mengganggu ekspor. Moneter juga sama di BI juga, saya melihat juga kehati-hatian itu terus dijaga," ujar Jokowi, Rabu (30/11).
Salah satunya harga minyak, bahkan produsen terbesar sekalipun sulit memprediksi pergerakkan harga. "Oleh sebab itu, di 2023 betul-betul kita harus hati-hati dan waspada,” kata Jokowi.
Kewaspadaan itu menurutnya harus selalu dilakukan membuat kebijakan, fiskal maupun moneter sehingga bermanfaat bagi rakyat dan negara.
Ekspor
Meski pertumbuhan ekspor Indonesia sempat melompat sangat tinggi tahun lalu, namun dengan situasi global yang penuh ketidakpastian, bisa saja jadi menurun atau mungkin berbalik, sehingga sektor ini wajib selalu diwaspadai.
“Karena problem di Tiongkok yang belum selesai sehingga ekonomi mereka juga turun karena policy nol COVID-19. Kemudian di Uni Eropa juga sama, pelemahan ekonomi pasti,” ujarnya.
Jokowi menyampaikan bahwa resesi global memang belum terjadi dan tak dapat dipastikan. Namun, yang pasti dunia dibayangi pelemahan ekonomi. “Di Amerika juga sama, Fed Funds Rate terus naik. Artinya itu mengerem pertumbuhan, artinya ekonominya pasti akan melemah. Ekspor kita ke sana juga besar,” katanya.
Investasi
Hal kedua adalah soal investasi, karena Indonesia saat ini sudah mencapatkan kepercayaan dari para investor dunia yang cukup besar. Namun, pemerintah melihat masih terdapat tantangan, terutama dalam mensinkronisasikan kebijakan pemerintah, dengan di lapangan.
Dengan situasi dan kondisi dunia saat ini, Jokowi memperkirakan mendatangkan investasi ke dalam negeri pada tahun depan tak akan semudah 2022 atau 2021. dengan target investasi Rp900 triliun (2021) dan Rp1.200 triliun (2022) berpotensi dicapai.
“Tapi tahun depan Rp1.400 triliun itu juga bukan angka yang kecil, bukan angka yang kecil. Karena semua negara berebut investasi, semua negara bersaing merebut investor,” ucapnya.
Optimisme ini menurutnya didasari oleh pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang masih cukup baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2022 yang mencapai 5,72 persen, salah satunya didukung oleh investasi yang masih tumbuh dengan baik.
Di sisi lain, terjadi pergeseran investasi di luar Jawa itu sudah lebih besar dari Pulau Jawa menjadi sebuah indikasi positif. "Dulu biasanya angkanya 70:30, Jawa 70, luar Jawa 30. Sekarang luar Jawa sudah 53 persen, luar Jawa sudah 53 persen. Inilah menurut saya, keberhasilan membangun infrastruktur yang diikuti menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru dan diikuti oleh investasi yang menuju ke luar Jawa,” kata Jokowi.
Konsumsi rumah tangga
Konsumsi rumah tangga adalah hal berikutnya yang perlu diwaspadai, karena PDB (pendapatan Domestik Bruto) ekonomi sangat dipengaruhi besar sekali yang berkaitan dengan konsumsi.
“Hati-hati mengenai pasokan pangan, hati-hati mengenai pasokan energi yang harus betul-betul kita jaga agar konsumsi rumah tangga ini tetap tumbuh dengan baik, sehingga growth kita akan sesuai dengan target yang telah kita buat,” kata Jokowi.