Kemendag Targetkan Transformasi Digital 30 Juta UMKM
Digitalisasi diharapkan untuk meningkatkan daya saing UMKM.
Jakarta, FORTUNE - Dalam laporan e-Conomy SEA 2020 rilisan Google, Temasek, dan Bain, sektor e-commerce di Indonesia mengalami peningkatan hingga 54% dengan capaian US$32 miliar selama pandemi. Hal ini menjadi bagian pertumbuhan nilai ekonomi berbasis internet Indonesia yang mencapai 11% pada 2020.
Berdasarkan data Indonesian E-Commerce Association (idEa), hingga pertengahan Agustus 2021 lebih dari 14 juta pelaku UMKM atau sebesar 22 persen dari total UMKM seluruh Indonesia telah bergabung dan menggunakan aplikasi digital sebagai sarana untuk beroperasi.
Mengutip rilis Kementerian Perdagangan, Senin (23/8), Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menargetkan transformasi digital pada 30 juta pelaku (UMKM) pada akhir 2023. Digitalisasi diharapkan dapat memperluas pemasaran melalui lokapasar (marketplace), memperkuat pasar di dalam negeri, serta meningkatkan daya saing produk UMKM di Indonesia.
Transformasi digital
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Odo RM Manuhutu, mengatakan langkah yang perlu diperhatikan untuk Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2022 yaitu melakukan klasifikasi digitalisasi UMKM berdasarkan target pasar masing-masing, pembagian wilayah cakupan UMKM (lokal, nasional, dan berorientasi ekspor), serta meningkatkan kapabilitas digital.
UMKM diharapkan melakukan transformasi digital melalui pemasaran menggunakan platform transaksi digital agar produk UMKM lokal dapat dikenal luas. Selain itu, mendorong konsumen Indonesia untuk membeli produk lokal, serta bangga menggunakan produk Indonesia.
"Misalnya untuk produk kopi, banyak produk kopi luar negeri yang menggunakan biji kopi Indonesia. Kita harus mengubah pandangan supaya produk kopi Indonesia tidak hanya berjaya di pasar lokal tapi juga berjaya di pasar internasional,” kata Odo.
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
Digitalisasi merupakan salah satu komitmen yang menjadi fokus Gernas BBI yang diluncurkan Kementerian Perdagangan. Gerakan ini merupakan salah satu upaya untuk memulihkan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19, terutama untuk menjaga keberlangsungan usaha dan pemasaran UMKM.
“Gernas BBI diharapkan memulihkan perekonomian Indonesia, membangkitkan semangat dan meningkatkan jiwa nasionalisme, serta meningkatkan rasa bangga terhadap produk buatan Indonesia,” ujar Lutfi.
Menurutnya, pada kuartal kedua 2021, perekonomian Indonesia berangsur menunjukkan pemulihan yang signifikan. Pertumbuhan tercatat sebesar 7,07% ketimbangan periode sama tahun sebelumnya. Salah satu penyumbang terbesar adalah pertumbuhan ekspor sebesar 31,78 persen.
“Kondisi ini menggambarkan daya beli masyarakat mulai menggeliat kembali. Selain itu, kepercayaan para pelaku UMKM terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah di masa pandemi Covid-19 juga semakin baik,” katanya.
Kolaborasi dan inovasi
Ada dua kunci utama proses transformasi digitalisasi UMKM, kata Lutfi, yaitu kolaborasi dan inovasi. Kolaborasi berarti sinergi antara pemerintah, swasta, asosiasi, dan perbankan untuk membangun potensi ekonomi digital.
Berbagai program stimulus pun diupayakan, mulai akses pembiayaan yang inklusif, insentif perbankan seperti subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR), hingga fasilitas kredit modal kerja.
Sedangkan Inovasi berarti tuntutan bagi UMKM Indonesia untuk mampu beradaptasi dengan segala perubahan kemajuan teknologi digitalisasi dan mempu membaca serta menganalisa tren dan perkembangan pasar dalam negeri maupun global.
“Dengan kolaborasi, inovasi, dan keterlibatan aktif seluruh komponen masyarakat, Pemerintah sangat optimistis dapat mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia untuk menjadi salah satu penggerak pertumbuhan perekonomian nasional,” ujar Lutfi.