Kementerian ESDM Beberkan Peran Gas Bumi Dukung Swasembada Energi
Bisa meningkatkan daya saing produk Indonesia.
Jakarta, FORTUNE – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan peran Gas Bumi dalam mendukung Swasembada Energi hingga ketahanan pangan di Indonesia.
Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Dadan Kusdiana, mengatakan Dewan Energi Nasional (DEN) tengah melakukan penyiapan bahan kebijakan, termasuk mengawal kebijakan ketahanan energi sampai nanti disahkan. “Nanti ada policy paper-nya, ada concept note-nya barangkali, yang akan memperkuat hal tersebut,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Rabu (11/12).
Menurutnya, untuk mencapai swasembada energi, pemerintah akan memanfaatkan energi terbarukan yang akan dioptimalkan dengan mendorong hilirisasi, agar Indonesia memiliki kapasitas cukup untuk menyimpan energi yang dihasilkan, sekaligus mencapai target transisi energi.
Adapun, transisi energi ini akan mendorong transformasi menuju ekonomi hijau, yang akan meningkatkan daya saing dan keberlanjutan energi di Indonesia, termasuk pada subsektor gas bumi. “Pada saat isu dari emisi ini belum menjadi concern, kita memang banyaknya minyak, tapi sekarang banyaknya gas,” ujar Dadan.
Untuk itu, pemerintah melalui Satuan Tugas Peningkatan Lifting untuk Migas akan melakukan percepatan pengembangan dari sisi hulu gas bumi seiring tingginya potensi yang dimiliki.
Ketahanan pangan
Dadan menuturkan, gas bumi juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam upaya pencapaian ketahanan pangan, seperti arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
"Kita menyediakan gas untuk bahan pupuk. Bahan pupuknya lumayan, dari sisi alokasi ini cukup besar untuk dialokasikan,” ujarnya.
Kebijakan sektor ini dinilai akan menyediakan pasokan pupuk yang cukup bagi kebutuhan dalam negeri, dengan harga yang khusus. Selain itu, pupuk yang diproduksi ini juga bisa meningkatkan daya saing produk pertanian dan perkebunan Indonesia di pasar global.
Upaya pemerintah
Saat ini realisasi pemanfaatan gas bumi untuk kepentingan industri di Indonesia mencapai 1.461,85 BBTUD (billion british thermal unit per day), dan sebagian besarnya diberi harga khusus serta terus dikaji kelanjutannya ke depan.
“Kita bisa mendorong dari dua sisi, satu keekonomiannya semakin baik karena memang ada insetif dari sisi politik terkait harga, dan juga dari sisi emisi ini juga menjadi berkurang," katanya.
Dengan potensi ini, Kementerian ESDM akan terus mendorong pembangunan infrastruktur, seperti pipa hingga fasilitas regasifikasi. “Kita punya gas tapi juga tidak ada fasilitas yang cukup untuk memastikan setelah LNG dari liquid menjadi gas kembali, itu kan harus ada sarananya juga," ujarnya.