Kepala Bapanas: Pemerintah Siapkan Skema Pendanaan Murah Untuk Pangan
Hal ini disiapkan dalam rangka mengantisipasi El Nino.
Jakarta, FORTUNE – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan Pemerintah siapkan skema pendanaan murah untuk pangan guna mengantisipasi musim kekeringan dan El Nino.
Namun, pendanaan tersebut bukan diberikan seperti PMN (Penyertaan Modal Negara), melainkan berupa pinjaman dengan penjaminan dari Menteri Keuangan. "Kemudian akan diberikan kepada Himbara, himbara memberikan kepada BUMN di bidang pangan. Yang pertama adalah Bulog, yang satunya adalah ID Food,” ujar Arief, dalam keterangan pers, usai rapat terbatas bersama Presiden, Senin (10/7).
Kementerian Keuangan sudah menyiapkan penjaminan Rp3 triliun, namun tidak menutup kemungkinan nominalnya bertambah hingga Rp12 triliun. “Itu plafon yang diberikan kepada ID Food, mungkin dalam waktu dekat, ibu Menteri Keuangan akan mengundang Menteri BUMN, Badan Pangan, juga nanti ada Bulog dan ID Food,” katanya.
Subsidi
Adapun, bunga pinjaman tersebut juga akan disubsidi 4,75 persen. “Jadi, yang akan dibayarkan oleh BUMN di bidang pangan itu kurang lebih 3-4 persen, dari biasanya 8-10 persen, tergantung rate dari himbara,” katanya.
Saat ini dari rencana impor beras sebesar 2 juta ton, jumlah yang terealisasi baru 500 ribu ton. Sedangkan, tambahan pasokan 700 ribu ton didapat dari panen dalam negeri.
Pada Januari sampai Juli, Bulog sudah mengeluarkan stok beras 600 ribu ton untuk bantuan pangan kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). “Kemudian 600 ribu ton lainnya untuk SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan),” ujarnya.
Penugasan
Pemerintah telah menginstruksikan kepada Kementerian Pertanian untuk menggenjot produksi beras. dan Bulog meningkatkam serapan khususnya beras, jagung, dan kedelai. Sedangkan, untuk produk lainnya sesuai perpres 66/2021, menjadi tanggung jawab ID Food.
Jagung menjadi salah satu komoditas yang serapannya harus terjaga oleh Bulog, karena mempengaruhi pakan ternak. “Juga akan berpengaruh kepada harga ayam dan juga harga telur,” katanya.
Dengan terjaganya harga pangan, diharapkan inflasi tetap terjaga dan stabil di kisaran 3,5 persen. “Sehingga, inflasi tetap di bawah pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.