NEWS

Mengenal ‘Brain Drain’ di Dunia Kerja dan Cara Menghadapinya

Brain drain bisa menghambat inovasi dan teknologi.

Mengenal ‘Brain Drain’ di Dunia Kerja dan Cara Menghadapinyapexels.com
26 July 2024

Jakarta, FORTUNE – Fenomena Brain Drain bisa menjadi perhatian serius ketika negara kekurangan tenaga ahli. Pada akhirnya, hal inu menghambat kemajuan industri dan pertumbuhan ekonomi. Lantas, apa yang dimaksud dengan fenomena brain drain?

Menurut Jobstreet by SEEK, brain drain dapat didefinisikan sebagai perpindahan tenaga kerja terampil ke luar negeri untuk mencari peluang yang lebih baik.

Di Indonesia, fenomena ini semakin mencuat, mengingat banyak profesional seperti dokter, ilmuwan, dan insinyur memilih untuk bekerja di negara lain.

Data dari The Global Economy Human Flight Brain Drain Index menunjukkan Indonesia masuk lima besar negara Asia Tenggara dengan migrasi tenaga kerja terampil tinggi antara 2007-2023.

Laporan Decoding Global Talent 2024 oleh Jobstreet by SEEK mencatat banyak tenaga kerja Indonesia mencari karir di Australia, Jepang, dan Singapura karena peluang kerja, kualitas hidup, dan pendapatan yang lebih baik.

Dampak dari fenomena brain drain sangat besar, terutama pada industri dan ekonomi domestik. Kekurangan tenaga kerja terampil menghambat inovasi dan teknologi, memperburuk struktur ketenagakerjaan.

Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia perlu strategi komprehensif: meningkatkan pendidikan, menciptakan lapangan kerja menarik, dan memberi insentif agar profesional mau tinggal atau pulang ke Indonesia.

Dengan menangani akar masalah brain drain dan menciptakan lingkungan kerja kondusif, Indonesia dapat mengurangi dampak negatifnya dan mendukung visi jangka panjang negara, seperti Indonesia Emas 2045.

Cara menghadapi

Ilustrasi pekerja di kantor. 123RF

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.