NEWS

Mengenal Dopamine Culture yang Berkembang di Tengah Masyarakat

Bisa menimbulkan masalah kecanduan pada manusia.

Mengenal Dopamine Culture yang Berkembang di Tengah MasyarakatIlustrasi dopamine culture. (Pixabay/Dee)
19 September 2024

Jakarta, FORTUNE – Perkembangan teknologi dan pergeseran gaya hidup Masyarakat yang serba instan kerap memunculkan istilah baru yang dikenal dengan Dopamine Culture atau budaya dopamin.

Dopamin menurut siloamhospitals, adalah salah satu jenis neurotransmitter atau hormon yang diproduksi tubuh dan digunakan oleh sistem saraf untuk mengirim pesan antar sel saraf.

Hormon dopamin sangat berpengaruh pada suasana hati seseorang dan dapat meningkat ketika seseorang sedang berbelanja, mengonsumsi makanan lezat, atau melakukan aktivitas seksual, sehingga perasaan dan pikiran menjadi lebih senang dan bahagia.

Melansir artikel di medium.com yang ditulis oleh SocialRadar.io, istilah dopamine culture merujuk pada masyarakat yang berkembang pesat dengan kepuasan instan, hal-hal baru yang tiada henti, dan rangsangan cepat yang menggelitik pusat penghargaan otak, yang seringkali mengorbankan kedalaman dan kualitas.

Mengutip dari sejumlah sumber ini, berikut ini Fortune Indonesia akan mengulas soal dopamine culture dan dampak yang ditimbulkan.

Pendorong

Ilustrasi dopamine culture.
Ilustrasi dopamine culture. (Pixabay/Julien Tromeur)

Menurut esai The State of The Culture yang ditulis oleh Ted Gioia pada 2024, dopamine culture didorong oleh neurotransmitter dopamin, yang memainkan peran penting dalam motivasi, penghargaan, dan pencarian kesenangan.

Dasar psikologis dopamine culture bertumpu pada kepuasan instan–keinginan untuk merasakan kesenangan tanpa penundaan. Ini bukanlah hal baru karena manusia selalu mencari imbalan langsung. Namun, yang baru adalah akses yang belum pernah terjadi sebelumnya ke imbalan semacam itu yang diciptakan oleh internet.

Interaksi antara hal baru dan imbalan merupakan pendorong lain dalam budaya dopamin. Otak akan melepaskan dopamin tidak hanya saat Anda merasakan kesenangan, tetapi juga saat Anda menemukan sesuatu yang baru.

Platform media sosial, permainan daring, dan layanan streaming video adalah penyebab terjadinya dopamine culture. Inovasi-inovasi yang baru berkembang ini memanfaatkan keinginan Anda akan konektivitas sosial, hiburan, dan informasi, lalu menyediakannya dengan cara yang hampir tidak dapat dipahami oleh nenek moyang.

Menurut SocialRadar.io, berbagai layanan digital ini dibuat untuk membuat Anda tetap terlibat selama mungkin, dalam lingkaran tanpa henti untuk menggulir dan menonton secara maraton, yang memaksimalkan pendapatan iklan mereka.

Tantangan

Dopamine Culture.
Dopamine Culture. (The State of the Culture, Ted Gioia)

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.