Kasus Terus Naik, Menko Luhut: Pemerintah Sudah Siap Hadapi Omicron
Pemerintah lanjutkan PPKM, prokes dan vaksin dipercepat.
Jakarta, FORTUNE – Jumlah kasus Covid-19 varian baru Omicron di Indonesia terus meningkat. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah berupaya melakukan berbagai mitigasi agar laju peningkatan kasus Omicron lebih terkendali dibandingkan negara lain.
Pemerintah juga terus memantau laju kasus dan memprediksi berbagai kemungkinan dan strategi langkah ke depan. Meski begitu, masyarakat juga perlu mewaspadai perkembangan virus ini dengan tetap menjakankan protokol kesehatan.
“Saya tegaskan sekali lagi bahwa pemerintah memastikan sistem kesehatan kita hari ini sudah cukup siap untuk menghadapi Omicron ini. Namun langkah-langkah preventif yang berasal dari kesadaran masyarakat dan penerapan protokol kesehatan merupakan kunci untuk menekan laju penyebaran kasus ini,” ujar Menteri Luhut dalam rapat terbatas Evaluasi PPKM, Minggu (16/1).
Di sisi lain, kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali akan kembai diterapkan hingga 31 Januari. Pemerintah akan mengevaluasi kebijakan ini setiap minggu. Adapun level PPKM akan ditentukan berdasarkan penilaian yang ada dan capaian vaksinasi.
Strategi pencegahan
Penegakan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi dan pemberian dosis kedua di wilayah yang belum mencapai 70 persen dari target akan menjadi prioritas untuk menekan laju kasus Covid-19. Di sisi lain, pemerintah sudah memulai program vaksinasi booster sejak pekan lalu.
Luhut berharap semua pihak mendukung upaya yang dilakukan pemerintah. Salah satunya, yakni dengan mengurangi mobilitas dan menghindari aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
“Presiden meminta agar kita seluruh masyarakat dapat membatasi diri untuk berpergian ke luar negeri, hanya kalau betul-betul perlu saja pergi ke luar negeri. Pejabat pemerintah malah sudah dilarang untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk tiga minggu ke depan ini,” ujar Menko Marves.
Puncak kasus Omicron diperkirakan Februari-Maret
Pemerintah memperkirakan, puncak kasus varian Omicron di tanah air akan terjadi pada pertengahan Februari-awal Maret 2022. Penyebaran ini diperkirakan akan terjadi secara cepat dalam kurun waktu 35-65 hari.
Namun demikian, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan tingkat perawatan di rumah sakit hanya berkisar 30-40 persen dibandingkan pada saat varian Delta merebak. “Jadi walaupun kenaikannya lebih cepat dan tinggi, jumlah kasusnya akan lebih banyak dan naik penularannya lebih cepat, tapi hospitalisasinya lebih rendah,” katanya.
Untuk itu, kata Menteri Budi, masyarakat tidak perlu panik, walaupun tetap harus waspada jika jumlah kasus Omicron tiba-tiba melonjak. Dari sekitar 500 kasus Omicron yang terkonfirmasi, 300 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh.
90% transmisi lokal Omicron terjadi di DKI Jakarta
Berdasarkan data Kemenkes, hingga 15 Januari 2022, terdapat 748 kasus Omicron. Jumlah ini masih didominasi para pelaku perjalanan luar negeri sebanyak 569 orang dan 155 sisanya terjangkit melalui transmisi lokal.
Namun, tercatat sekitar 90 persen transmisi lokal Omicron terjadi di wilayah DKI Jakarta. Oleh karena itu, strategi khusus pun dibutuhkan. Implementasi aplikasi PeduliLindungi, penegakan disiplin protokol kesehatan, dan upaya testing-tracing pun terus diperkuat.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menahan diri bepergian diikuti vaksinasi booster terus dipercepat. Sejalan dengan hal ini, obat-obatan untuk pasien Covid-19, seperti Paxlovid dan Molnupiravir pun terus diperluas ketersediaannya.
“Itu nanti akan mengurangi laju penularan dari Omicron yang akan naik sangat tinggi dan sangat cepat di DKI, Jabodetabek dalam beberapa minggu ke depan ini,” kata Menteri Budi.