Sandiaga Uno Manfaatkan CFPC Ciptakan Pariwisata Berkelanjutan
Sektor pariwisata sumbang 5 persen emisi karbon dunia.
Jakarta, FORTUNE – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, akan memanfaatkan program Carbon Footprint Calculator (CFPC) untuk menyuarakan inisiatif pariwisata berkelanjutan, sekaligus mempromosikan ekowisata di Indonesia. Hal ini akan dilakukan seiring pelaksanaan Presidensi Indonesia di forum G20.
Sandiaga mengatakan, CFPC bisa jadi upaya penyerapan jejak karbon yang dihasilkan industri pariwisata. “Ini bukan untuk kita, tapi untuk anak cucu kita ke depan, bahwa kita harus memberikan satu warisan pariwisata yang lebih berkelanjutan,” ujarnya dalam Weekly Press Briefing secara daring, Senin (30/5).
Program CFPC juga sejalan dengan upaya Indonesia dalam berkontribusi mengatasi krisis pemanasan global melalui target Net Zero Emission pada 2060. Program ini dianggap penting untuk dilakukan, “sehingga keindahan alam kita ini bisa kita wariskan kepada generasi penerus,” katanya.
Ilustrasi penerapan CFPC
Dalam sektor pariwisata, Sandiaga CFPC akan menghitung seberapa besar emisi karbon yang dihasilkan dalam aktivitas wisatawan, saat menuju maupun kembali dari destinasi wisata tertentu.
Hitungan ini nantinya akan jadi acuan bagi pemerintah untuk melakukan pelunasan karbon (carbon offset) dari emisi karbon yang dihasilkan oleh wisatawan. Sehingga, seberapa besar emisi karbon rilis ke udara, sebesar itu pula pelunasan karbon harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara.
Misalnya, terhitung emisi karbon yang tercipta dari penerbangan New York menuju Bali. “Nanti, diberikan opsi di destinasi seperti Bali, untuk menanam Mangrove, mungkin di desa Pemuteran Buleleng, atau kita menanam pohon di Danau Batur,” ucapnya menggambarkan sistem pelunasan karbon.
Kontribusi pariwisata kurangi emisi karbon
Sandiaga mengatakan bahwa program CFPC bisa jadi bukti konkret atas peran Indonesia mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC). Dengan sasaran emisi nol, target ini akan dicapai secara bertahap, misalnya pada tahun 2030, penurunan emisi gas rumah kaca diharapkan 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional.
Selain itu, program ini juga dapat mendukung Presidensi G20 yang sedang dilaksanakan Indonesia. “Program CFPC menjadi kontribusi terhadap salah satu dari lima pilar Presidensi Indonesia G20 Tahun 2022, yaitu menjamin pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta penyelarasan kegiatan resmi G20 side event dengan selebrasi World Tourism Day 2022,” tutur Sandiaga.
Urgensi program CFPC di sektor pariwisata
Menparekraf menyatakan saat ini merupakan momentum yang tepat untuk menerapkannya CFPC sektor wisata. Apalagi, data Dewan Nasional Perubahan Iklim Indonesia menunjukkan, pariwisata adalah sektor yang menyumbang sekitar 5 persen emisi dunia.
Oleh karena itu, standardisasi pemakaian energi dan jejak karbon di semua industri–termasuk pariwisata–menjadi krusial untuk dilakukan. Adapun sumber emisi utama dalam industri pariwisata, antara lain energi dari transportasi, hotel, destinasi wisata, makanan, minuman, sampai sampah yang dihasilkan dari kegiatan berwisata.