Resmikan SPAM Durolis, Jokowi: Penyediaan Air Bersih Masih Bermasalah
SPAM Durolis habiskan anggaran sampai Rp396,6 miliar.
Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan penyediaan air bersih bagi Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia masih menghadapi banyak kendala. Oleh karena itu, penyediaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pun menjadi krusial untuk mendukung kebutuhan konsumsi masyarakat.
Dalam peresmian SPAM Dumai-Rokan Hilir-Bengkalis (Durolis), Jokowi mengungkapkan penyediaan infrastruktur tersebut diharapkan dapat membantu penyediaan air minum bagi 32.000 rumah tangga di wilayah tersebut.
“Proyek ini menghabiskan anggaran Rp396,6 miliar, uang yang tidak sedikit dari Kementerian PUPR dan tanahnya disediakan 5 hektare oleh Kabupaten Rokan Hilir,” ujarnya, Kamis (5/1).
Penggunaan air melalui fasilitas ini, menurutnya baru mencapai 400 liter per detik, dan diharapkan mampu menjangkau lebih luas lagi mencapai 32.000 rumah tangga lantaran masih memiliki ruang.
“Semoga ini menjadi penyedia air minum yang baik bagi Dumai, Rokan Hilir, dan Bengkalis, yang akan menyehatkan dan mensejahterakan,” katanya.
Benar-benar dibutuhkan
Kepala UPT SPAM Durolis, Zulkarnain, mengatakan bahwa pengembangan SPAM Durolis bisa mencapai 1.550 liter per detik. “Air yang sudah teraliri saat ini sudah sampai ke Kabupaten Rokan Hilir dengan 4.190 SR (sambungan rumah), kemudian untuk Kota Dumai dengan eksisting 1.800 SR, kemudian Bengkalis dengan 5.100 SR,” ujarnya.
Pengelolaan SPAM ini berada di daerah pesisir, tempat dimana banyak masyarakat memerlukan akses air bersih untuk kehidupan sehari-hari. “Kualitas air tanah di sini memang jadi problem untuk saat ini, dengan kekeruhan air yang membuat air tidak bisa dimanfaatkan secara langsung,” katanya.
Kelestarian lingkungan
Jokowi juga sempat menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur di Tanah Air harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan menjamin keberlangsungan hidup satwa liar. “Seperti yang kita bangun Jalan Tol Pekanbaru-Dumai misalnya, ada terowongan untuk lintasan gajah sebanyak enam tempat,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah selalu memastikan pembangunan fasilitas–seperti Jalan Tol–tidak akan mengganggu perlintasan satwa liar, terlebih di daerah seperti Riau.
Penambahan terowongan gajah menjadi salah satunlangkah yang dilakukan dalam menyeimbangkan pembangunan infrastruktur dan habitat satwa liar yang juga akan diterapkan pada berbagai pembangunan lainnya.