Trump Menang, Saham Tesla Naik Sampai 13% Sebelum Pasar Dibuka
Elon Musk adalah salah satu alasan utama kemenangan Trump.
Jakarta, FORTUNE – Saham produsen mobil Tesla melonjak lebih dari 13 persen, Rabu pagi (6/11) waktu Amerika Serikat (AS), dengan valuasi pasar US$100 miliar atau Rp1,58 kuadriliun (kurs Rp15.839,10/US$) menyusul kemenangan calon Presiden AS, Donald Trump.
Trump bahkan memuji Elon Musk, pendiri dan pemegang saham terbesar Tesla, sebagai ‘bintang baru’ di dunia perpolitikan AS, khususnya di Partai Demokrat.
"Seorang bintang telah lahir—Elon. Dia pria yang luar biasa,” ujarnya seperti dikutip Fortune.com dalam pemberitaannya, Rabu (6/11).
Dilansir dariNews18.com, Musk menyumbang hampir US$75 juta (Rp1,19 triliun) untuk America PAC (political action commitee), dalam mendukung pencalonan Trump.
Dengan terpilihnya Trump saat ini, sumbangan Musk dan hubungan dekatnya dengan presiden terpilih dapat membentuk perannya dalam pembuatan kebijakan, khususnya di bidang yang berdampak pada Tesla dan bisnisnya yang lain.
Dukungan Musk saat inj sejalan dengan janji Trump untuk mendukung sekutu bisnis utama (Musk) dalam pemerintahannya.
Investor tampak optimis bisnis Musk akan diuntungkan dengan kebijakan potensial di bawah pemerintahan Trump, kendati ia tampak masih bersikap 'setengah-setengah' terhadap energi bersih.
Sulit membayangkan bagaimana Partai Republik dapat merebut kendali atas Senat dan Gedung Putih pada hari Selasa tanpa bantuan Musk. CEO Tesla ini sudah mempertaruhkan jenama pribadinya sendiri dengan mendukung Trump yang pernah dua kali dimakzulkan.
Musk tidak hanya menggunakan platform media sosialnya untuk memperkuat pesan kampanye dan menyerang lawannya, ia juga mengatur taktik Trump untuk menarik suara.
"Ia seorang jenius super," kata Trump memuji Musk dalam pidato kemenangannya pada Rabu pagi. "Kita harus melindungi para jenius kita. Kita tidak memiliki banyak yang seperti mereka."
Kemenangan Trump
Mengutip Associated Press (AP), Donald Trump dikabarkan memenangkan pemilihan Presiden AS dengan perolehan suara mencapai 71.268.043 suara atau mencakup 51 persen pemilih.
Secara elektoral, Trump meraih 277 suara dari total 538 suara elektoral. Sedangkan pesaingnya, Kamala Harris meraih 224 suara elektoral.
Dalam sistem pilpres AS, capres yang memenangkan 270 atau lebih sura elektoral akan dinyatakan sebagai pemenang, meski kalah suara popular. Kemenangan ini sendiri baru akan diumumkan oleh Dewan elektoral pada 25 Desember mendatang.
Fortune.com memberitakan, Donald Trump akan kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari 2025, bersama para senator Republik dan perwakilan rakyat yang sebelumnya sudah dikuasai oleh Partai Republik. Yang jadi persoalan, kini, adalah bagaimana Trump akan memenuhi semua rencana kerja yang sebelumnya sudah disampaikan.
“Apakah dia benar-benar akan memulai deportasi massal, mengakhiri perang Ukraina pada hari pertama, menciptakan ‘kota-kota kebebasan’, atau mengenakan tarif sebesar 60 persen pada Cina, semua masih harus dilihat. Rakyat Amerika akan segera mengetahui apakah Proyek 2025 adalah cetak biru atau angan-angan belaka,” kata Diane Brady, Direktur Eksekutif Fortune.