NEWS

Profil Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital

Pernah berkarier sebagai jurnalis

Profil Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan DigitalPrabowo dan Meutya hafid (Instagram/@meutya_hafid)
24 October 2024

Profil Meutya Hafid menjadi sorotan masyarakat setelah dirinya ditunjuk sebagai Menteri Komunikasi Dan Digital di Kabinet Merah Putih. Ia bersama dengan seluruh jajaran kabinet telah dilantik pada Senin (21/10/2024).

Sebelumnya, ia menduduki posisi sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi I. Selain itu, ia juga ternyata merupakan mantan jurnalis yang pernah melakukan liputan di berbagai daerah konflik. 

Penasaran dengan rekam jejak Meutya Hafid? Simak ulasan lengkap yang menarik untuk diketahui di bawah ini.

Profil Meutya Hafid

Pemilik nama lengkap Meutya Viada Hafid lahir pada 3 Mei 1978, Bandung, Jawa Barat. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan dasar di SD Menteng 02 dan SMPN 1 Jakarta.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di luar negeri dengan bersekolah di Crescent Girls School, Singapura dan lulus pada 1997.

Meutya kemudian melanjutkan studi di Universitas New South Wales, Australia dan meraih gelar sarjana pada bidang Manufacturing Engineering tahun 2001.

Tidak berhenti di situ saja, ia menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Indonesia pada bidang Ilmu Politik.

Pernah berkarier menjadi jurnalis

Sebelum terjun ke dunia politik, Meutya Hafid ternyata mengawali kariernya sebagai jurnalis. Ia kerap melakukan liputan di berbagai daerah konflik, mulai dari liputan darurat milier di Aceh pada tahun 2003 hingga liputan Palestina pada tahun 2007.

Salah satu liputan yang sangat berkesan baginya adalah saat dirinya meliput Pemilu di Irak pada tahun 2005. Ia datang bersama dengan Budiyanto, juru kamera yang juga meliput peristiwa tersebut.

Dalam proses peliputan, ia sempat diculik dan disandera selama tujuh hari oleh pasukan Mujahidin Irak. Keduanya selamat dari insiden tersebut dan dibebaskan pada 21 Februari 2005.

Dari peristiwa ini, namanya semakin dikenal oleh publik. Bahkan, memengaruhi pandangannya mengenai banyak hal, termasuk politik dan kebijakan luar negeri. 

Kejadian yang pernah dialaminya tersebut akhirnya dituangkan ke dalam bukunya yang berjudul 168 Jam dalam Sandera.

Sebagai jurnalis, Meutya Hafid juga sempat beberapa kali meraih berbagai penghargaan bergengsi. Salah satunya Elizabeth o' Neill Journalism Award pada tahun 2007.

Ia juga sempat dianugerahi Kartu Pers Nomor Satu atau Press Card Number One (PCNO) yang ditujukan pada wartawan profesional dengan kompetensi dan integritas.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.