NEWS

Pangkas Biaya Operasional, Listrik Hijau PLN Bantu Petani Tambak Udang

Listrik PLN memangkas biaya operasional

Pangkas Biaya Operasional, Listrik Hijau PLN Bantu Petani Tambak UdangProgram Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) sukses membantu usaha tambak udang vaname di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, dalam menghemat biaya operasional Rp15,8 juta per bulan. (Dok. PLN)
11 August 2024

Jakarta, FORTUNE -- Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) sukses membantu usaha tambak udang vaname di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, dalam menghemat biaya operasional Rp15,8 juta per bulan. Tidak hanya itu, layanan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN juga membuka peluang usaha tersebut untuk menembus pasar ekspor.    

Sardi, salah seorang pemilik tambak udang seluas dua hektare mengatakan, program EA PLN mampu menekan biaya operasional tambaknya hingga Rp15,8 juta per bulan dengan penyediaan listrik hijau sebesar 33 kiloVolt Ampere (kVA).

“Program EA PLN mampu mendorong peningkatan budidaya udang dan mendorong efisiensi biaya operasional tambak udang hingga 29 persen setiap bulan,” ujarnya.

Program EA PLN mampu menekan biaya operasional tambak hingga Rp15,8 juta per bulan

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) sukses membantu usaha tambak udang vaname di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, dalam menghemat biaya operasional Rp15,8 juta per bulan. (Dok. PLN)
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) sukses membantu usaha tambak udang vaname di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, dalam menghemat biaya operasional Rp15,8 juta per bulan. (Dok. PLN)

Sebelum menggunakan listrik hijau PLN, Sardi mengaku sempat mengalami gagal panen sebanyak dua kali akibat suplai tegangan listrik yang kurang stabil saat menggunakan genset. Hal ini mengakibatkan kincir di tambak tidak beroperasi secara maksimal dan memengaruhi kualitas pertumbuhan udang.

"Selain menghemat biaya operasional, hadirnya listrik dapat mengoptimalkan semua peralatan listrik yang ada seperti kincir dan penerangan yang dinyalakan malam hari untuk menjaga kualitas udang," ujar Sardi.

Terkait operasional, lebih lanjut Sardi menjelaskan bahwa sebelum menggunakan listrik PLN, tambak miliknya menghabiskan sekitar 3 ribu liter solar per bulan. Jika dirupiahkan maka ia membutuhkan biaya sekitar Rp55 juta per bulan. 

“Setelah menggunakan listrik PLN, saya hanya membayar listrik sebagai biaya operasional bulanan di kisaran Rp39 juta,” ujarnya.

Tidak berhenti di sana, Sardi mengungkapkan alasan lain banyak petambak udang di Takalar beralih menggunakan listrik PLN adalah karena layanan REC. Sertifikasi energi bersih yang telah diakui dunia internasional tersebut dirasa petambak sangat mendukung untuk mereka masuk ke pasar ekspor. Sehingga, dengan dukungan suplai listrik PLN yang terjangkau dan bersih, para petambak di Takalar semakin optimis menjadi pelaku ekonomi tingkat global.

Saat ini layanan PLN semakin baik, begitu ada tantangan langsung direspons secara cepat. Selain itu PLN juga memfasilitasi penjualan sertifikat Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tentunya dapat menambah nilai jual kami, karena tujuan kami selain produk tersebut untuk pasar lokal juga untuk pasar internasional," kata Sardi.

Program EA adalah komitmen PLN mendorong modernisasi di sektor pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) sukses membantu usaha tambak udang vaname di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, dalam menghemat biaya operasional Rp15,8 juta per bulan. (Dok. PLN)
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) sukses membantu usaha tambak udang vaname di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, dalam menghemat biaya operasional Rp15,8 juta per bulan. (Dok. PLN)

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.