97% Wisatawan Indonesia Rela Menghabiskan Biaya di Luar Akomodasi
Penggunaan teknologi penting untuk menjaring wisatawan.
Jakarta, FORTUNE - SiteMinder, platform penjualan hotel, merilis hasil riset konsumen terbesar di dunia tentang akomodasi edisi 2023. Riset bertajuk SiteMinder’s Changing Traveller Report 2023, menganalisis lebih dari 10.000 wisatawan yang disurvei di seluruh dunia termasuk Indonesia dan 11 negara lainnya.
Dari riset terungkap bahwa 93 persen wisatawan Indonesia berniat untuk bepergian setidaknya dalam jumlah yang sama seperti yang mereka lakukan selama setahun terakhir, sedangkan dua pertiganya (65 persen) berniat untuk bepergian lebih banyak. Selain itu, jumlah orang yang berencana untuk bepergian internasional saja telah meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 10 persen tahun lalu menjadi 25 persen tahun ini.
Regional Vice President SiteMinder untuk Asia Pasifik, Bradley Haines, mengatakan penelitian ini menegaskan kemajuan sektor perjalanan Indonesia dan peran penting yang dimainkan oleh penyedia akomodasi.
"Berbeda dengan beberapa tahun terakhir, kami melihat niat yang lebih kuat dari wisatawan Indonesia untuk bepergian ke luar negeri saja dan mengalokasikan dana untuk hal tersebut, bahkan di tengah tekanan inflasi," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (3/10).
"Selain itu, kami melihat penyedia akomodasi memainkan peran yang lebih penting daripada sebelumnya. Pada tujuh dari sepuluh wisatawan lokal, akomodasi akan berfungsi sebagai tujuan," katanya, menambahkan.
Laporan ini menjadi dasar dari empat karakteristik utama yang mendasari rencana perjalanan dan motivasi. Temuan ini bisa menjadi acuan dan akan berdampak pada industri akomodasi global selama setahun mendatang.
- Petualang gigih (the enduring explorer): berkomitmen untuk bepergian, terlepas dari kebutuhan biaya hidup
- Penyuka teknologi digital (the digital dependent): bergantung pada teknologi baru dan terikat pada perangkat
- Pencari pengalaman sensasional (the memory maker): bersemangat dan ‘berinvestasi’ pada pengalaman
- Kolaborator komunikatif (the conscious collaborator): pendukung terbesar industri akomodasi dan komunitas
97 persen wisatawan Indonesia menghabiskan uang di luar biaya akomodasi
Dalam hal akomodasi, terlepas dari inflasi, 97 persen wisatawan Indonesia mengatakan bahwa mereka senang menghabiskan uang di luar biaya kamar mereka, menjadikan mereka yang paling bahagia di antara semua wisatawan di seluruh dunia untuk melakukannya.
Temuan ini tidak mengejutkan mengingat 93 persen wisatawan lokal mengatakan bahwa apa yang mereka butuhkan dari akomodasi mereka telah berubah dalam setahun terakhir. Lalu, apa saja yang mereka cari?
Pengalaman terbaik’ adalah apa yang paling mereka inginkan hari ini. Selain itu, 1 dari 2 wisatawan mengharapkan bahwa saat ini, akomodasi tempat menginap perlu memiliki ruang untuk keluarga dan teman, sehingga dapat menghabiskan waktu bersama.
Country Manager, Indonesia, Rio Ricaro, juga menggarisbawahi pentingnya penyedia akomodasi untuk menyediakan extra experience atau kegiatan seru untuk tamu yang menginap.
"Pengalaman seru selama menginap bisa meningkatkan waktu kunjungan menjadi lebih lama. Ini menjadi tantangan bagi para pelaku industri untuk menjaring tamu dan bonding dengan tamu. Rata-rata wisatawan Indonesia bisa menginap selama dua malam, sedangkan wisatawan asing ada pula yang menginap untuk transit," ujarnya.
'Lingkungan kerja yang nyaman atau menginspirasi' juga dicari oleh setengah dari wisatawan Indonesia, temuan ini berkorelasi dengan 53 persen wisatawan yang berniat untuk bekerja selama perjalanan mereka berikutnya. Namun, angka itu telah turun dari 63 persen tahun lalu, wisatawan Indonesia ada pada posisi ketiga pada kategori wisatawan yang hendak bekerja pada perjalanan mereka berikutnya, menyusul wisatawan India dan Thailand.
Di tingkat global, akomodasi menjadi destinasi tujuan tersendiri bagi wisatawan. Setidaknya 1 dari 2 wisatawan, terutama wisatawan internasional, ingin menghabiskan 'sebagian besar waktu' atau 'banyak waktu' di penginapan mereka saja pada perjalanan berikutnya. Tren ini bahkan lebih tinggi di kalangan orang Indonesia, temuan ini mencapai 72 persen.
Pentingnya teknologi dalam menjaring wisatawan
Sementara itu, sebanyak 73 persen wisatawan Indonesia akan toleran dengan penyedia akomodasi yang memiliki standar pelayanan lebih rendah mengingat adanya kekurangan staf, temuan mendasar dari SiteMinder's Changing Traveller Report 2023 menggarisbawahi bahwa sektor akomodasi dianggap tertinggal dari industri lain dalam hal teknologi.
Hampir 60 persen wisatawan berpendapat bahwa industri akomodasi rata-rata tertinggal dalam hal adopsi teknologi, sementara 92 persen setuju bahwa pengalaman pemesanan dan masa inap mereka bisa lebih baik jika properti akomodasi dapat lebih memahami teknologi.
Riset SiteMinder telah menemukan bahwa penggunaan teknologi di kalangan wisatawan meliputi:
- Artificial Intelligence (AI) – lebih dari separuh wisatawan, termasuk lebih dari dua pertiga milenial, memiliki kemungkinan besar dalam menggunakan AI untuk menghasilkan rekomendasi akomodasi. Wisatawan Indonesia bahkan lebih reseptif dengan 83 persen cenderung menggunakan AI untuk menghasilkan rekomendasi akomodasi.
- Media Sosial – 70 persen wisatawan, termasuk 9 dari 10 Generasi Z, mengatakan bahwa media sosial mempengaruhi cara mereka menemukan akomodasi. Angka ini meningkat menjadi 97 persen di antara orang Indonesia, menjadikan mereka yang paling mungkin dipengaruhi oleh media sosial daripada wisatawan lain secara global selama proses menemukan akomodasi.
- Situs Pemesanan – Sementara 88 persen wisatawan lokal akan mengatur akomodasi mereka dengan memesan secara online, lebih dari setengahnya mengatakan bahwa mereka belum melanjutkan pemesanan karena pengalaman yang buruk. Proses yang sulit dan waktu loading yang lama tergolong faktor yang menentukan buruknya pengalaman wisatawan dalam melakukan pemesanan.
Riset SiteMinder menyoroti sejauh mana budaya digital-first Indonesia. Wisatawan Indonesia saat ini tidak hanya sangat bergantung pada digital, tetapi juga secara sadar dan terus-menerus memiliki keinginan kuat untuk menciptakan kenangan selama mereka masih memiliki privilege untuk berwisata.
"Melalui riset kami, kami sekarang tahu bahwa mereka menganggap industri akomodasi berada di belakang dalam hal adopsi teknologi, dan penyedia akomodasi harus melihat ini sebagai ajakan untuk berinvestasi dalam modern technology commerce yang memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan saat ini," ujar Haines.
Informasi selengkapnya SiteMinder’s Changing Traveller Report 2023 dapat diakses di sini.