Dorong Mobilitas Global Perawat, ITC Luncurkan CGFNS GPVault dan ISPN
Dukung karier perawat dan perannya di industri kesehatan.
Jakarta, FORTUNE - International Test Center (ITC), perwakilan resmi CGFNS International di Indonesia meluncurkan CGFNS Global Passport Vault (GPVault) dan International Standards for Professional Nurses (ISPN).
Program GPVault yang merupakan inisiatif CGFNS, dihadirkan sebagai layanan baru dan gratis yang memungkinkan perawat untuk menyimpan dokumen evaluasi kredensial mereka sejak masih menjadi mahasiswa, sehingga akan memudahkan proses mobilitas global ketika mereka lulus dan menjadi perawat berlisensi.
Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) CGFNS International, Peter Preziosi, serta CEO International Test Center (ITC), Jenny Lee, mengatakan inisiatif ini bertujuan untuk menjembatani perawat dalam melakukan mobilitas global.
“Peluncuran program GPVault™, yang diprakarsai oleh CGFNS, merupakan terobosan baru dalam pendidikan dan pengembangan karier keperawatan," ujarnya dalam peluncuran bertema "Bridging Borders: Empowering Nurses for Global Mobility" pada 30 Januari 2024,
Ia menjelaskan, GP Vault merupakan layanan tanpa biaya yang memungkinkan mahasiswa keperawatan tahun ketiga dan keempat menyimpan dokumen evaluasi kredensial mereka dengan aman, menawarkan platform dinamis untuk pengelolaan yang lancar dan berbagi informasi penting.
Melalui peluncuran ini, ITC dan CGFNS International berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung mobilitas perawat, dan memperkuat kerja sama dengan berbagai stakeholder baik instansi pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
Pengembangan karier perawat dan peran di industri
Deputi Penempatan Asia Afrika Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Lasro Simbolon, mengatakan banyak peluang global yang dapat perawat manfaatkan untuk meningkatkan karier keperawatan mereka. Selain itu, Indonesia sudah lama mengirim tenaga perawat untuk bekerja di luar negeri, meski dari jumlahnya masih kurang dari peluang kerja karena beberapa hal seperti sertifikasi, keahlian, dan kemampuan bahasa.
“Kemitraan seperti ini diharapkan bisa meningkatkan kompetensi para lulusan keperawatan di Indonesia sehingga bisa bersaing secara global. Ini juga sejalan dengan prioritas kita untuk mengirim tenaga kerja ahli ke luar negeri," katanya.
Lebih laanjut, program ini bisa menjadi transformasi sumber daya manusia di sektor keperawatan di Indonesia, karena mereka akan memiliki jaringan, profesionalitas, keahlian dan etos kerja yang lengkap lokal dan global.
Direktur Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan, Anna Kurniati mengatakkan ada 3 strategi kebijakan pemerintah untuk meningkatkan Manajemen Migrasi Internasional yaitu:
- Memanfaatkan penelitian migrasi untuk keberlanjutan program dan mengoptimalkan manfaat bagi semua pihak
- Jaringan Global: menciptakan platform bagi tenaga kesehatan untuk berjejaring secara internasional
- Pengakuan atas kredensial internasional: Mengupayakan pengakuan internasional kualifikasi dokumen kredensial untuk menyederhanakan proses program migrasi
Anna menambahkan, bahwa 5.391 Perawat telah ditempatkan di lebih dari 12 negara pada tahun 2019-2023. Yang menjadi hambatan perawat keluar negeri adalah penguasaan bahasa asing, pemahaman tentang posisi pekerjaan, pemahaman yang komprehensif tentang negara tujuan, dan adaptasi budaya.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap komitmen perguruan tinggi dalam mendukung program GPVault, ITC dan CGFNS memberikan Partnership Initiative Award kepada 14 Perguruan Tinggi terakreditasi nasional yang telah berkomitmen mendukung GPVault.