Industri Keramik Dorong Pemerintah Percepat Program 3 Juta Rumah
Berharap insentif HGBT diperpanjang.
Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengharapkan pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan program pembangunan 3 juta rumah per tahun.
Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto, menyampaikan bahwa program ini dapat meningkatkan daya saing industri keramik dalam negeri. Hal ini karena program tersebut akan menciptakan permintaan keramik yang signifikan, mencapai 110 juta meter persegi atau sekitar 17 persen dari kapasitas produksi nasional.
Edy juga menambahkan bahwa program ini dapat membantu industri keramik menghadapi tantangan ekonomi yang diperkirakan terjadi pada 2025, seperti kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan peningkatan upah.
"Asaki sangat berharap dari dukungan dan kepastian, serta kecepatan realisasi program pembangunan rumah 3 juta unit per tahun," ujarnya, di Jakarta, dikutip Jumat (6/12).
Berharap insentif HGBT diperpanjang
Ia menjelaskan bahwa guna menjaga daya saing industri keramik di tengah potensi meningkatnya biaya produksi pada 2025, pihaknya berharap pemerintah memberikan insentif berupa perpanjangan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar 6 dolar AS per MMBTU serta memastikan kelancaran pasokan gas.
"Suplai gas yang selama ini hanya berkisar 65--70 persen dari volume kontrak gas," kata dia.
Edy mengungkapkan bahwa sehubungan dengan kenaikan PPN sebesar 1 persen, pihaknya tidak memiliki pilihan selain menyesuaikan harga jual keramik di pasar domestik.
"Industri keramik dengan sangat terpaksa harus menyesuaikan harga jual produk pasca penerapan PPN 12 persen nanti, karena adanya kenaikan harga bahan baku, sparepart, kemasan, dan lain-lain," katanya.
Program pembangunan 3 juta rumah yang direncanakan oleh Presiden Prabowo mencakup pembangunan 2 juta rumah di wilayah pedesaan dan 1 juta rumah di wilayah perkotaan setiap tahunnya.