Tekan Emisi Karbon, Mitratel Bangun Menara Ramah Lingkungan
Pengurangan karbon yang dihasilkan mencapai 856,96 ton CO2.
IPO Mitratel. (Mitratel)Jakarta, FORTUNE - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) membangun menara telekomunikasi berbahan ramah lingkungan. Menggunakan material Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP), Mitratel menargetkan penurunan Emisi Karbon yang signifikan dalam operasionalnya.
Direktur Bisnis Mitratel, Agus Winarno, mengatakan upaya ini juga sejalan dengan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan.
"Biaya perawatannya juga rendah dan dapat diperbaiki dengan mudah karena tidak ada sambungan permanen. Jadi selain lebih ramah lingkungan, juga lebih murah biayanya," ujar Agus dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (24/12).
Material GFRP ini menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan dibandingkan besi dan baja, yang membutuhkan energi fosil dalam proses produksinya. GFRP, bahan komposit berbasis serat gelas dan resin, memiliki bobot 60 persen lebih ringan dari besi baja sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar dan energi selama pembangunan menara.
Inovasi ramah lingkungan untuk mendukung teknologi 5G
Penggunaan menara berbahan GFRP oleh Mitratel juga sejalan dengan upaya Indonesia untuk mencapai target pengurangan emisi karbon sebesar 31,89 persen pada 2030, sesuai peta jalan Deklarasi Bali yang disepakati pada KTT G20 tahun 2022.
“Dengan material ini, kami dapat mengurangi penggunaan baja sebesar 1.748 kg atau setara dengan pengurangan karbon 3,2338 ton CO2 per menara rooftop,” kata Agus. Dengan 265 menara GFRP, total pengurangan karbon yang dihasilkan mencapai 856,96 ton CO2.
Selain berkontribusi terhadap penurunan emisi, menara GFRP juga dioptimalkan untuk mendukung implementasi jaringan 5G. Mitratel berencana memperluas penggunaan material ramah lingkungan ini dengan menjalin kolaborasi bersama mitra strategis dan meningkatkan kerja sama dengan pabrikan lokal.
“Kami telah menyusun strategi untuk memaksimalkan penggunaan GFRP, termasuk memperbanyak menara yang ramah lingkungan. Langkah ini akan mempercepat adopsi teknologi dan mendukung agenda ekonomi berkelanjutan,” ujar Agus.
