Wamenkes: Industri Perangkat Medis Berpeluang Tarik Investor Asing
Upaya menuju sistem kesehatan yang memadai dan mumpuni.
Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan masa pandemi membawa banyak pelajaran dan perubahan bagi sistem kesehatan Indonesia. Pandemi juga menjadi momentum pengembangan ekosistem yang berkelanjutan dan terintegrasi. Tidak hanya untuk melakukan tracing pengguna saja, tetapi juga untuk mengembangkan bahan baku farmasi, vaksin, produk biologis, dan perangkat kesehatan.
Dante menjelaskan, Indonesia telah mempresentasikan industri perangkat medis dan mencari peluang investasi potensial dengan berbagai negara seperti Tiongkok, Jerman, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.
Kemenkes juga menghubungkan industri lokal dengan sektor-sektor lainnya dan perusahaan dunia, dengan harapan dapat membangun sistem kesehatan yang memadai dan mumpuni.
“Menurut proyeksi kita, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan Indonesia mencapai 12 persen,” ujarnya dalam pembukaan konferensi HIMSS23 APAC Health Conference & Exhibition bertajuk “Health that Connects + Tech that Cares”, dikutip Senin (25/9).
Mendorong transformasi teknologi kesehatan
Lebih lanjut, Dante mengatakan Indonesia juga masih membutuhkan komoditas kesehatan inovatif yang belum terpenuhi.
“Estimasinya akan ada peningkatan permintaan empat kali lipat untuk kebutuhan perangkat kesehatan dan farmasi untuk memenuhi fasilitas 60 ribu faskes dalam melayani 270 juta rakyat Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, terpilihnya kembali Indonesia sebagai tuan rumah HIMSS23 APAC menjadi kebanggaan dan sejalan dengan agenda Kementerian Kesehatan dalam melakukan transformasi dan kolaborasi sistem kesehatan.
“Saya percaya bahwa meningkatkan layanan kesehatan menggunakan teknologi dapat memberikan kendali pada masyarakat, terutama pasien dalam mengontrol kesehatan serta menyediakan alat dan fasilitas yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,” tutur Dante.
Ketua Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI, Setiaji, mengatakan setelah pandemi COVID-19 mulai terkendali, pihaknya juga terus mengembangkan strategi.
“Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga dan memperkuat ketahanan kesehatan kami,” ujar Setiaji.
Sebelumnya, Kemenkes menggarap aplikasi PeduliLindungi yang bertransformasi menjadi SATUSEHAT. Jumlah pengguna aktif di SATUSEHAT saat ini telah lebih dari 111 juta orang. SATUSEHAT adalah platform telemedicine menstandarisasi protokol pertukaran data dan mengintegrasikan ekosistem kesehatan Indonesia dan menggunakan menggunakan big data dan kecerdasan buatan dalam membuat kebijakan.
Meskipun demikian, Setiaji mengatakan bahwa kendala paling menantang di Indonesia adalah mengumpulkan data yang akurat. Namun dengan dukungan dan kerja sama tim dalam Kementerian Kesehatan, pengumpulan, olah, dan analisis data dapat berhasil dilakukan.
“Hal ini juga dianggap sebagai salah satu puncak utama kesehatan Kemenkes dalam melayani masyarakat Indonesia,” kata Setiaji.
Sebagai informasi, Indonesia menjadi tuan rumah konferensi HIMSS23 APAC. Gelaran ini merupakan konferensi kesehatan digital yang membahas bagaimana teknologi, data real-time, dan layanan kesehatan terkini berbasis nilai (value-based healthcare) dapat mengoptimalkan kesehatan manusia. Harold F. Wolf III, President & CEO HIMSS berharap konferensi ini dapat mewujudkan akses kesehatan yang inklusif serta berkontribusi dalam digitalisasi layanan kesehatan untuk mewujudkan akses yang inklusif bagi seluruh masyarakat.